Ereksi:
Mekanisme kerja penis ereksi cukup rumit, tapi normalnya penis akan mengeras pada situasi tertentu seperti ereksi pagi hari,
ereksi karena adanya rangsangan yang bersifat psikoseksual dan stimulasi fisik seperti melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau
menonton film porno.
Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh
darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di
trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan)
sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga
sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis
dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4
(vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora
Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam
neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida).
NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase
nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel
sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang
mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah
guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP).
Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam
Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam
arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di
Corpora Cavernosa serta sinusoid akan
mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga
penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan
pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke
luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa
dan penis tambah besar sampai keras.
(http://www.seksualitas.net)
cuplikan
di atas, hanya sekelumit gambaran tentang ereksi. Intinya ada
keterlibatan syaraf-psikis-spiritual dalam mempengaruhi perilaku
manusia. Berikut beberapa tinjauan kasus yang mungkin dialami oleh
pria-pria SSA (beberapa juga ada opini dari yang saya alami):
1.
stimulasi seksual yang terjadi (secara visual) adalah dari sesama pria
bukan wanita. Ketakutan tidak bisa ON jika melakukan hubungan dengan
wanita?. Perasaan ketakutan inilah yang UTAMA penyebab tidak bisa
ereksi, bukan stimulasi visualnya. Perasaan takut akan meningkatkan
syaraf simpatis dan melemahkan parasimpatis. Padahal jikalau mau ereksi,
simpatis harus dihambat. Inilah yang memicu tidak bisa ON.
2.
Ingat, stimulasi ini juga bisa diperoleh dari rangsangan fisik yang
intinya adalah perasaan "erotis". Jika kita mampu melakukan hubungan
seksual dengan tangan (baca: masturbasi) dan setiap pagi "adik kecil"
bisa bangun. Maka PASTI kita akan mampu berhubungan seksual dengan
wanita (melalui vagina). Orang BUTA pun tidak butuh rangsangan visual
untuk bisa ereksi.
3. Perasaan erotis (stimulasi seksual) muncul
jika kantong sperma (baca epididimis) terisi penuh, maka libido
meningkat. Jadi pria Normal pun tidak akan ereksi jika sudah menumpahkan
isi spermanya karena ada masa "refrakter" kecuali pada kasus hiperseks.
Kasus lain misalnya praktik homoseksual yang terjadi pd lingkungan
banyak lelaki (penjara, pesantren) mereka akan mengalami libido tinggi
ketika kantung sperma penuh. Yang kuat menahan, bisa puasa dan mimpi
basah. Yang tidak, bisa melakukan masturbasi dan bahkan melakukan ke
sesama jenis. Contoh lain, kasus "bestialism" (melakukan hubungan seks
dengan hewan pada pekerja di peternakan).
4. Karena libido a.k.a
nafsu akan memBLOK pikiran logis Dan sebaliknya. Ketika logika yang
menang akan mengalahkan libido/nafsu. Contoh: logika/ fungsi luhur
kesadaran manusia "bahwa tidak akan melakukan hubungan seks di muka
umum" maka hal ini akan memblok nafsu dan ereksi tidak akan terjadi.
secara neuroanatomi, fungsi logika berada di hemisfer dan nafsu seksual
di hipotalamus. "Dugaan" saya keduanya pasti terkait.
5. Fungsi
Spiritual yang memberikan pengaruh ke logika akan juga memblok ereksi
dan menempatkan ereksi pada "tempat yang benar". Misal, keyakinan bahwa
hubungan seksual lewat anus diLARANG, dsb.
6. Fungsi puasa terkait dengan "penurunan pembentukan neurotransmitter" sehingga ereksi bisa dikendalikan.
7.
Kegiatan yang mengarah ke homoseks (menonton video porno gay, pria
telanjang, chatting gay, dsb) maka akan secara tidak langsung
mempengaruhi fungsi luhur a.k.a pikiran kita dan akan memperberat
perasaan SSA kita. Contoh kasus, jika seorang ahli fisika, einstein,
berfokus pada hal-hal yang berbau fisika, maka jaras/sinap pikiran ttg
fisika akan semakin berkembang. Bayangkan kalau kita selalu memikirkan
kegiatan yang berbau "homoseksual" maka jaras itu semakin banyak
terbentuk dan kita akan sulit lepas dari "kebiasaan" itu. Jadi STOP
hal-hal yang berbau homoseksual.
8. Faktor-faktor yang lebih
mengarahkan ke maskulinitas, bisa meredakan perasaan homoseksual.
Pergaulan dengan pria straight secara "sehat", akan memberikan kondisi
penerimaan diri ke lingkungan dan memberikan pikiran baru tentang
bagaimana pria seharusnya.
9. Kesendirian, menarik diri dari
pergaulan, akan semakin memperberat stress pribadi dan memperberat ke
perilaku yang tidak diharapkan (misal, menonton film porno dan
masturbasi, minuman keras, dsb). Jadi sibukkan diri ke hobi yang
disenangi (kalau bisa yang maskulin) secara positif (misal, aktif ke
kegiatan sosial, dsb) sehingga akan mengurangi bahkan menstop pikiran
kita yang hanya terfokus pada pikiran homoseksual.
10. ada tambahan lain yang perlu dishare?
Silakan menjadi diskusi yang menarik dalam memahami diri sebagai pria SSA.
Gerhanahuda (seorang dokter yang dilanda cobaan SSA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar