Hidup dengan keinginan yang diharamkan memang tidaklah mudah. Berbagai uraian air mata perjuangan telah tercucur dalam keluh cobaan ini. Hati ini pun memberontak dan seolah ingin berteriak, ketika keinginanku secara seksual berada pada pandangan sesama jenis. Namun alangkah lebih baik menangis dan bercucuran derasnya air mata perjuangan di dunia dibandingkan tangisan dan wajah pun tertunduk terhina, bekerja keras dan kepayahan pada hari pembalasan kelak. Di luar sana, ada seorang waria yang mendandani diri sebagai seorang perempuan. Ada seorang biseksual yang memiliki perilaku seksual kepada kedua jenis kelamin. Dan di kalangan gay, ada golongan "come out" yang menyatakan dirinya sebagai penyuka sesama jenis dan terang-terangan melakukan tindakan-tindakan homoseksual. Dan ada juga golongan "closet" yang secara diam-diam melakukan perilaku homoseksual. Dan aku adalah golongan pria-pria ssa yang mencoba menahan diri dari segala macam bentuk perilaku homoseksual baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi untuk menemukan sebuah jalan yang halal bagi diri ini. Dan diriku berharap agar langkah ini selalu kokoh dalam meniti sebuah jalan halal yang kuyakini. aminnn.
Imam Adz Dzahabi (dalam buku Dosa-Dosa Besar) menerangkan tentang perilaku-perilaku yang dilakukan oleh kaum nabi luth diantaranya adalah tasyfifusy sya'r (mengatur rambut dengan model-model tertentu) hallul izar (menampakan aurat kepada sesama jenis dengan cara membukakan kain penutupnya) ramyul bunduq (bermain katapel dengan batu kecil atau tanah liat yang dibulatkan) al-hadzfu bil hasha (melempar dengan kerikil) al la'bu bil hammamit thayyarah (main burung merpati) as shafir bil ashabi (bersiul) farqa'atul ak'ab (menghentakan tumit sepatu ketika berjalan) isbalul izar (memanjangkan kain melebihi mata kaki) hallul uzril aqbiyyah (membuka kancing baju supaya tampak bulu-bulu dada) selalu minum minuman keras dan melakukan hubungan seks antar sesama lelaki. kemudian umat ini menambahkan satu lagi yaitu musahaqatun nisa bin nisa (melakukan hubungan seks antara sesama wanita).
"Islam adalah solusi" kata-kata yang sangat sederhana namun mengandung banyak makna yang mendalam. Ketika Islam sudah dijadikan sebagai sebuah pedoman hidup. Dan Islam dipelajari dan diamalkan secara benar. Karena Islam sebagai agama yang memuat aturan dan larangan Allah swt, melalui perantaraan seorang Rasulullah Nabi Muhammad saw. Jalan halal bagi seorang ssa, merupakan jalan lurus sebagaimana do'a seorang muslim dalam setiap shalatnya agar diberikan "shirratal mustaqiim".
Dalam sebuah pergaulan sehari-hari. Seringkali, kehausan terhadap rasa maskulinitas ini sudah selayaknya dilakukan secara halal. Sebagai sesama lelaki yang sudah seharusnya bergaul dengan cara yang 'benar'. Ketika hasrat atau hati ini mulai menunjukkan radar yang tidak dibenarkan oleh syariat, maka sepatutnya diriku menghindarinya dan kembali memposisikan pergaulan yang selayaknya. karena nafsu liwath janganlah sampai dipenuhi. Kalau aku benar2 mengetahui, bahwasannya nafsu liwath ini sejatinya ibarat meminum mata air yang mendidih ataupun makanan dari pohon berduri. Tidak dibenarkan diriku berperilaku seperti layaknya seorang wanita dan sebaliknya sebagaimana dasar hadist sbb: “ semoga Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR Bukhari dalam Shahihnya).
Ketika maskulinitas secara fisik pun terpenuhi, maka selanjutnya diri ini mulai membuka hati untuk mencintai seorang wanita. Dan memulai menyukai seorang wanita, mungkin tidak secara seksual semata namun lebih dari secara non seksual. Dan ketakutan diri tuk tidak akan mampu memenuhi kebutuhan batin (yang dimaksud disini secara seksual) sudah tidak jadi sebuah hambatan dalam melangkahkan diri ini ke arah jalan yang halal, yakni pernikahan. Hal ini dikarenakan, banyak pengakuan para ikhwah yang juga behasil menempatkan posisi nafsu syahwatnya secara benar. Dan ditambah lagi, dari segi ilmu kedokteran bahwa kemampuan untuk melakukan jima' (hubungan seksual) tak hanya tercetus oleh stimulasi visual semata namun lebih ke arah jalur psiko neuro yang lebih kompleks (NB. coba baca tulisan saya mengenai mekanisme ereksi).
Sebagai sebuah kesimpulan, Memang benar hidup ini adalah pilihan. Dan perilaku yang hendak kita lakukan adalah pilihan. Bahkan gaya hidup (life style) yang kita anut adalah pilihan pula. Dengan dasar kepercayaan yang mendalam dan ku anut, maka kupilih sebuah jalan yang halal bagi seorang SSA, dengan tanpa mendzalimi diri sendiri maupun orang lain, dan pula dengan mengharap ridlo Allah swt dan pertolonganNya semata. Tak perlu berharap akan menghilangkan 'rasa' ini karena memang proses terbentuknya yang mungkin sudah kronis (lama) namun lebih perlahan menghadapkan wajah ini kepada jalan yang lurus dengan berfokus pada pengendalian nafsu liwath. Memang susah untuk dilakukan, namun sangat mungkin dilakukan.
Tulisan selanjutnya: Change your words, and you can change your world.
Ketika maskulinitas secara fisik pun terpenuhi, maka selanjutnya diri ini mulai membuka hati untuk mencintai seorang wanita. Dan memulai menyukai seorang wanita, mungkin tidak secara seksual semata namun lebih dari secara non seksual. Dan ketakutan diri tuk tidak akan mampu memenuhi kebutuhan batin (yang dimaksud disini secara seksual) sudah tidak jadi sebuah hambatan dalam melangkahkan diri ini ke arah jalan yang halal, yakni pernikahan. Hal ini dikarenakan, banyak pengakuan para ikhwah yang juga behasil menempatkan posisi nafsu syahwatnya secara benar. Dan ditambah lagi, dari segi ilmu kedokteran bahwa kemampuan untuk melakukan jima' (hubungan seksual) tak hanya tercetus oleh stimulasi visual semata namun lebih ke arah jalur psiko neuro yang lebih kompleks (NB. coba baca tulisan saya mengenai mekanisme ereksi).
Sebagai sebuah kesimpulan, Memang benar hidup ini adalah pilihan. Dan perilaku yang hendak kita lakukan adalah pilihan. Bahkan gaya hidup (life style) yang kita anut adalah pilihan pula. Dengan dasar kepercayaan yang mendalam dan ku anut, maka kupilih sebuah jalan yang halal bagi seorang SSA, dengan tanpa mendzalimi diri sendiri maupun orang lain, dan pula dengan mengharap ridlo Allah swt dan pertolonganNya semata. Tak perlu berharap akan menghilangkan 'rasa' ini karena memang proses terbentuknya yang mungkin sudah kronis (lama) namun lebih perlahan menghadapkan wajah ini kepada jalan yang lurus dengan berfokus pada pengendalian nafsu liwath. Memang susah untuk dilakukan, namun sangat mungkin dilakukan.
Tulisan selanjutnya: Change your words, and you can change your world.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar