Rabu, 22 Mei 2013

Kekhawatiran ini menolongku

 
Remember!
Today is the tomorrow you worried about yesterday
-Dale Carnegie

Di sepertiga awal malam ini, entah kenapa kekhawatiran menyelimuti batinku, ku berjalan mondar-mandir karena beberapa hal yang mengusik pikiran ini. 

Aku khawatir,
akan masa depanku khususnya akhiratku.
Aku khawatir,
jika aku mengikuti nafsu diri (nafsu liwath) ini
sehingga aku menyetujui pola hidup gay
dan bahkan aku melakukan tindakan liwath
Sungguh, Aku khawatir,
jika nyawaku tengah berada di ujung tenggorokkan
aku belum bertaubat dan bahkan bergelimangan maksiat.
Dan...Aku sangat khawatir,
jika keputusan di hari penghakiman
aku harus menjalani kehidupan abadi
di Neraka Jahannam
Naudzubillah.......

Ya Rabbi, kekhawatiran ini sungguh membuat badai di pikiranku. Dan ku sadari bahwa hari ini adalah besok ketika aku khawatir tentang hari yang kemarin ku lakukan. Hamba sungguh khawatir jika hamba salah satu dari orang kafir itu yang menyesal dan memohon untuk dikembalikan di dunia, sebagaimana penjelasanMu di QS. Al Mukminun ayat 99-100:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
 (Al Mukminun 99-100)

Dan kekhawatiran ini menolongku,
Ibarat ketika aku khawatir tidak lulus ujian ketika sekolah dulu, maka aku berusaha keras belajar sehingga ke khawatiran inilah membuatku menjadi seseorang yang tidak melenakan waktu dan belajar sebaik-baiknya demi suksesnya ujianku dan alhasil kekhawatiran ini menolongku dari remidial.

Khawatir itu memang diperlukan asal mengkhawatirkan sesuatu yang benar, sehingga pikiran ini lebih waspada dan terkontrol dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jika sulitnya tidurku dikarenakan kekhawatiran akan dahsytanya api Neraka Jahannam di akhirat kelak. Maka tiada henti-hentinya ku bersujud dan menangis di lantunan doaku agar Engkau mengampuni dosa-dosa hamba di masa silam.

Ya...
Khawatir ini menolongku
dan membuat aku lebih terjaga di tengah malam
membuatku menyiapkan segala keburukan yang mungkin terjadi
sehingga ku terhindar dari segala mara bahaya dunia dan akhirat
dan selanjutnya,
aku akan selalu khawatir

Menjelang 13 Rajab dalam semangat puasa Yaumul Bidh, Insya Allah (gerhanahuda)
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان

Senin, 13 Mei 2013

for future, now i am struggling


then...i am still here, to memorize the missing moment and try to say that i am satisfied into my deepest heart, because i don't let my present is killed by the past,..for future, now i am struggling...... (^_*)V

Selasa, 30 April 2013

Ku mencinta dan menikah karena Allah swt




Cinta, bagiku itu sebuah kata yang sangat sulit sekali kupahami. Apa itu cinta? Bagaimana cinta seharusnya? Sungguh diriku ibarat tersesat di hutan belantara dalam pencarian definisi cinta. Cinta, apakah hambar rasanya? ataukah hampa nan tak bermakna?.

Namun...
di sebuah pencarian panjangku.
ku berlabuh pada penemuan makna sebuah cinta.
Cinta kepada Allah swt,
Ya Rahman, Ya Rahiim (Sang Maha Pengasih dan Penyayang)

Demi Sebuah cinta, setiap manusia pastilah merelakan hal-hal yang dimiliki dan berkorban untuk cinta tersebut. Bagi diriku, pria dengan SSA, ku akan mencinta dan menikah hanya karena Dzat Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla. Kurelakan membunuh perasaanku, dan bersedia melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah swt demi sebuah cinta yang hakiki.

Sungguh indah dalam sebuah angan, ketika diriku mampu menjadi imam (pemimpin) dalam rumah tangga dan mengajak seluruh anggota keluarga (istri dan anak-anak) membangun sebuah keluarga baiti jannati (konsep rumahku adalah surgaku). Dan kupenuhi waktu singkatku di dunia ini, hingga nyawa di ujung tenggorokkan dan ketika memasuki pintu surgaMu dengan sambutan salam dari Malaikat-malaikatMu.

Maka, tenang rasanya hati ini dalam menapaki perjuangan cinta. Cinta yang tak hanya dilingkupi oleh nafsu sesaat namun lebih memahami hakikat dan maksud pentingnya membentuk sebuah keluarga, yang merupakan konsep "dakwah mini" antara diriku, istri dan anak-anakku.

"Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena imaamaa."
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa." (QS 25:74)

Selasa, 23 April 2013

Change your words, and you can change your world


Your Beliefs become Your Thoughts, Your Thoughts become Your Words.
Your Words become Your Actions, Your Actions become Your Habits.
Your Habits become Your Values, Your Values becomes Your Destiny.


Keyakinan Anda menjadi pikiran Anda, Pikiran Anda menjadi kata-kata Anda.
Kata-kata Anda menjadi tindakan Anda, Tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda.
Kebiasaan Anda menjadi Nilai Diri Anda, Nilai Diri Anda menjadi takdir Anda.”
-Mahatma Gandhi-

Kekuatan sebuah kata akan mengubah dunia. Hanya sedikit mengubah kata, maka dunia kurasakan berbeda menjadi lebih indah dan bersemangat. Namun, diriku harus berhati-hati dalam memilih kata-kata tersebut agar bisa menjadi sebuah kata yang mampu memberikan kekuatan semangat dan bukan sebaliknya.

Change your words, and you can change your world
Seringkali diriku meratapi sebuah nasib perihal orientasi seksualku. Berbagai pertanyaan-pertanyaan seringkali muncul seperti: "mengapa aku diberi cobaan ini?" ; "Apakah aku bisa berubah?" dan sebagainya. Dan seringkali pula pertanyaan tersebut diikuti oleh sebuah pernyataan yang semakin melemahkan jiwa ini. "Apa gunanya aku hidup?" ; "Aku tersiksa dengan keadaan ini"; "Aku adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini" dan pelbagai pernyataan sejenis.

Hingga tiada kusadari pernyataan itu membuatku melemah dan seringkali terjerumus pada sebuah tindakan yang tidak semestinya. Contohnya, semakin menarik diri untuk bergaul dengan sesama jenis dalam hal maskulinitas. Dan hal ini seperti lingkaran syeitan, yang akan memperparah keadaan penderita penyuka sesama jenis (same sex attraction, ssa).

Dan saat ini, yang ada dalam pikiranku hanyalah sebuah kata-kata positif yang akan membangun dan memperbaiki sebuah keadaanku di masa depan, khususnya akhirat. Pikiranku tidak terfokus pada "Aku ingin mengubah ketertarikan seksual ini" Namun lebih kepada "Aku ingin mengendalikan ketertarikan seksual ini". Dan Sungguh diriku berucap syukur kepada Allah swt terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam diriku.

Diriku tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk merenung, meratapi nasib, atau bahkan menangis seharian diiringi dengan kata-kata yang semakin membuat hatiku terjatuh dan tiada bergairah dalam menjalani sebuah kehidupan. Ketika kusadari, bahwasannya "ketertarikan seksual sesama jenis (baca, SSA)" ini ada bersama dengan proses kehidupanku. Maka aku nyaman hidup bersamanya dan setiap hari adalah pelajaran bagi diri ini tentang bagaimana "mengendalikan" SSA.

Inti dari sebuah permasalahan, Bukanlah seberapa besar masalahnya. Namun, bagaimana diriku menyikapi permasalahan tersebut. Bagi seseorang dengan SSA, akan terlihat berbeda tergantung dari cara pandang mereka tentang apa itu SSA?. Hidup dengan SSA, dibutuhkan sebuah penerimaan yang benar. Penerimaan ini tentunya harus dipahami secara benar. Penerimaan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan sesama jenis. Menurutku, tidaklah harus mengikuti keinginan tersebut. Namun lebih kepada menerima bahwa diri ini hidup dengan SSA dan akan berdamai dengan SSA melalui sebuah sikap pengendalian terhadap ketertarikan tersebut.

Cobaan menjadi seorang SSA bukanlah perkarah mudah, namun sangat mungkin untuk dihadapi. Hal ini dikarenakan cobaan ini juga berkaitan dengan "nafsu syahwat". Sehingga perjuangan dalam perang melawan SSA, harus disadari tidaklah gampang, karena terkait dengan diri sendiri dan godaan syeitan. Sehingga memang perlu perisai yang kuat dan ketat dalam meminimalisir masuknya godaan syeitan ke dalam kalbu keimanan.

Sembuh dari SSA bukan berarti hilangnya ketertarikan sesama jenis dalam tubuhku. Namun lebih kepada, kemampuan diri ini dalam mengendalikan nafsu SSA. Dari segi kedokteran, memang ada banyak penyakit yang target "kesembuhannya" bukan terletak pada "hilangnya" penyakit, namun lebih kepada "pengontrolan" terhadap penyakit tersebut dari hal-hal yang "membahayakan" bagi tubuh. Contoh, penyakit hipertensi, kencing manis, skizofren dan sebagainya. Seorang dengan penyakit hipertensi, memang tidak bisa disembuhkan namun penyakit ini bisa dikontrol/ dikendalikan agar tidak sampai kepada hal-hal yang merusak ke organ jantung, otak dsb.

Sama halnya dengan SSA, meski belum mampu hilang dalam tubuhku. Namun perasaan/ nafsu ini harus dikontrol agar tak merusak khususnya dalam hal keimanan. Ingatlah, penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit hati. Contoh penyakit hati adalah dengki, ria/sombong, munafik, dan bahkan kafir. Karena penyakit itu tak tampak di mata, namun beresiko kepada jiwa di hari pembalasan kelak. Ketika diriku mampu mengendalikan nafsu ini di dunia, sungguh aku mungkin tidak merasakan kemanfaatan sekarang, mungkin juga ada beberapa pendapat kalau diriku "tersiksa" akibat pengendalian diri yang ku lakukan. Namun sekali lagi, semuanya tergantung pada "kata-kata" yang menjadikan diri ini memiliki ghirah/semangat dalam menjalani sebuah keputusan yang dijalani.

Sebagai penutup motivasi, Alkisah ada seorang buta yang ditanya tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya dengan tak mampu "melihat" keindahan dunia. Dia pun menjawab bahwasannya keberuntungan dia dilahirkan sebagai seorang buta adalah dia mampu "melihat" semuanya dengan hati yang damai sehingga keadaan disekitar menurutnya pun nampak indah yang berawal dari hati yang damai. Dan dia pun kembali bersyukur tak "melihat" berbagai kerusakan yang dilakukan oleh sekelompok manusia di muka bumi ini.

akan ada hikmah di setiap cobaan, jika hati ini meyakini.
-gerhanahuda-

next wrote: "Ku mencinta dan menikah karena Allah swt"