Senin, 15 April 2013

tentang ereksi (sekelumit dari neuropsikospiritual-perilaku)

Ereksi:

Mekanisme kerja penis ereksi cukup rumit, tapi normalnya penis akan mengeras pada situasi tertentu seperti ereksi pagi hari, ereksi karena adanya rangsangan yang bersifat psikoseksual dan stimulasi fisik seperti melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton film porno.

Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras.

(http://www.seksualitas.net)


cuplikan di atas, hanya sekelumit gambaran tentang ereksi. Intinya ada   keterlibatan syaraf-psikis-spiritual dalam mempengaruhi perilaku manusia. Berikut beberapa tinjauan kasus yang mungkin dialami oleh pria-pria SSA (beberapa juga ada opini dari yang saya alami):

1. stimulasi seksual yang terjadi (secara visual) adalah dari sesama pria bukan wanita. Ketakutan tidak bisa ON jika melakukan hubungan dengan wanita?.  Perasaan ketakutan inilah yang UTAMA penyebab tidak bisa ereksi, bukan stimulasi visualnya. Perasaan takut akan meningkatkan syaraf simpatis dan melemahkan parasimpatis. Padahal jikalau mau ereksi, simpatis harus dihambat. Inilah yang memicu tidak bisa ON.

2. Ingat, stimulasi ini juga bisa diperoleh dari rangsangan fisik yang intinya adalah perasaan "erotis". Jika kita mampu melakukan hubungan seksual dengan tangan (baca: masturbasi) dan setiap pagi "adik kecil" bisa bangun. Maka PASTI  kita akan mampu berhubungan seksual dengan wanita (melalui vagina). Orang BUTA pun tidak butuh rangsangan visual untuk bisa ereksi.

3. Perasaan erotis (stimulasi seksual) muncul jika kantong sperma (baca epididimis) terisi penuh, maka libido meningkat. Jadi pria Normal pun tidak akan ereksi jika sudah menumpahkan isi spermanya karena ada masa "refrakter" kecuali pada kasus hiperseks. Kasus lain misalnya praktik homoseksual yang terjadi pd lingkungan banyak lelaki (penjara, pesantren) mereka akan mengalami libido tinggi ketika kantung sperma penuh. Yang kuat menahan, bisa puasa dan mimpi basah. Yang tidak, bisa melakukan masturbasi dan bahkan melakukan ke sesama jenis. Contoh lain, kasus "bestialism" (melakukan hubungan seks dengan hewan pada pekerja di peternakan).

4. Karena libido a.k.a nafsu akan memBLOK pikiran logis Dan sebaliknya. Ketika logika yang menang akan mengalahkan libido/nafsu. Contoh: logika/ fungsi luhur kesadaran manusia "bahwa tidak akan melakukan hubungan seks di muka umum" maka hal ini akan memblok nafsu dan ereksi tidak akan terjadi. secara neuroanatomi, fungsi logika berada di hemisfer dan nafsu seksual di hipotalamus. "Dugaan" saya keduanya pasti terkait.

5. Fungsi Spiritual yang memberikan pengaruh ke logika akan juga memblok ereksi dan menempatkan ereksi pada "tempat yang benar". Misal, keyakinan bahwa hubungan seksual lewat anus diLARANG, dsb.

6. Fungsi puasa terkait dengan "penurunan pembentukan neurotransmitter" sehingga ereksi bisa dikendalikan.

7. Kegiatan yang mengarah ke homoseks (menonton video porno gay, pria telanjang, chatting gay, dsb) maka akan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi luhur a.k.a pikiran kita dan akan memperberat perasaan SSA kita. Contoh kasus, jika seorang ahli fisika, einstein, berfokus pada hal-hal yang berbau fisika, maka jaras/sinap pikiran ttg fisika akan semakin berkembang. Bayangkan kalau kita selalu memikirkan kegiatan yang berbau "homoseksual" maka jaras itu semakin banyak terbentuk dan kita akan sulit lepas dari "kebiasaan" itu. Jadi STOP hal-hal yang berbau homoseksual.

8. Faktor-faktor yang lebih mengarahkan ke maskulinitas, bisa meredakan perasaan homoseksual. Pergaulan dengan pria straight secara "sehat", akan memberikan kondisi penerimaan diri ke lingkungan dan memberikan pikiran baru tentang bagaimana pria seharusnya.

9. Kesendirian, menarik diri dari pergaulan, akan semakin memperberat stress pribadi dan memperberat ke perilaku yang tidak diharapkan (misal, menonton film porno dan masturbasi, minuman keras, dsb). Jadi sibukkan diri ke hobi yang disenangi (kalau bisa yang maskulin) secara positif (misal, aktif ke kegiatan sosial, dsb) sehingga akan mengurangi bahkan menstop pikiran kita yang hanya terfokus pada pikiran homoseksual.

10. ada tambahan lain yang perlu dishare?

Silakan menjadi diskusi yang menarik dalam memahami diri sebagai pria SSA.
Gerhanahuda (seorang dokter yang dilanda cobaan SSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar