Saya terdorong
untuk mengadakan perbaikan diri (hijrah) setelah saya ikut aktif
mengikuti pengajian di masjid kampus waktu kuliah di Surabaya.
Ada salah seorang seorang penceramah yang menceritakan banyak
pengalaman orang-orang terkenal yang mengalami perubahan revolusioner
dalam dirinya setelah mereka betul-betul mencoba mendalami Al
Qur’an dan melaksanakan ajaran agama secara totalitas. Lalu
saya berpikir, Al Qur’an ini juga yang akan dapat merubah diri
saya
Dengan keyakinan pada pertolongan Allah melalui Al Qur’an dan agama Islam,
maka saya berusaha dengan sekuat tenaga memperbaiki diri. Saya sangat
intensif mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak puasa, sholat malam dan
baca Al Qur’an. Alhamdulillah sedikit demi sedikit kebiasaan masturbasi
yang saya lakukan sejak kelas 6 SD akhirnya bisa saya hentikan. Saya juga
konsultasi ke psikiater, membaca buku-buku psikologi dan filsafat. Dan yang
utama saya juga mulai berusaha untuk mencari calon istri. Karena saya
yakin, hanya lewat jalan pernikahan saja masalah saya ini bisa diatasi
(waktu itu saya masih mengira kalau sesudah menikah kecenderungan SSA akan
hilang dengan sendirinya). Tetapi tentu saja niat berumah tangga bukan untuk
sekedar menutupi SSA saja, tetapi yang utama adalah untuk beribadah kepada
Allah, memenuhi sunnah Rasul.
Sayapun mulai memperhatikan satu persatu teman wanita saya. Meskipun terus
terang saja…saya tidak punya daya tarik seksual terhadap mereka! Tapi saya
tetap usahakan untuk menjalin hubungan pribadi. Saya pikir yang saya lakukan
ini ada unsur “bonex”-nya (bondho nekat = modal kenekatan) juga dan pantang
menyerah. Hubungan pertama dan kedua ternyata putus di tengah jalan, sebelum
saya menyatakan apa-apa, karena tampaknya kurang cocok. Dengan teman putri
yang ketiga saya sampai menulis surat cinta. Saya mengajak dia menikah.
Surat itu saya selipkan di bukunya yang saya pinjam. Beberapa hari kemudian,
saya dapat surat dari dia, ternyata dia menolak. Aduh…putus cinta iki rek…!.
Tapi untung tidak patah semangat. Setelah berusaha kesana kemari, akhirnya
saya berhasil menemukan istri saya yang sekarang melalui proses panjang dan
berliku-liku.