Senin, 25 Februari 2013

Bahagia dalam ujian



Kebahagiaan dicapai melalui tiga hal: bersabar ketika diuji, bersyukur ketika memperoleh kebarakahan, dan bertaubat atas dosa yang dilakukan –Ibn Qayyim-


Ditengah ratapan tentang cobaan menjadi seorang SSA. Terkadang diriku berkaca pada beberapa orang yang telah membuat pilihan dalam menyikapi kehidupannya dan menikmatinya. Seperti halnya dalam QS. Asy Syams Ayat 8, silakan pilih jalan yang fasik atau takwa.


Ada ujian, maka ada pilihan jawaban” Seperti halnya diriku menjalani ujian setiap semester. Maka setiap ujian yang diberikan oleh Allah swt, seolah ku diberikan pertanyaan dan mau pilih yang mana?

Ada yang diuji secara ekonomi, maka disuruh pilih mau mencuri atau cari pekerjaan yang halal. Ada diuji sebagai orang SSA sepertiku, maka pilihan itu pun ada di benak diri dan Alhamdulillah, Al Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman dasar dalam menentukan pilihan ini. 

Ketika berbicara pilihan, maka ada sebuah keputusan sehingga aku memilihnya. Dan setiap keputusan yang diambil, maka akan terdapat segala resiko di dalamnya. Resiko itu bisa berupa kebahagiaan ataupun kesedihan. Dan…

Definisi kebahagiaan ataupun kesedihan itu “relatif” di pandangan setiap insan. Mungkin harta adalah “kebahagiaan” bagi pandangan orang-orang tertentu. Namun mengapa Abu Bakar Ash-Shidiq mau mengeluarkan bertrilyunan hartanya demi membebaskan perbudakan dan menegakkan syiar Islam? Mengapa tiada ada sedikitpun ketakutan di dalam benak Abu Bakar jikalau nantinya dia jatuh miskin?  

Dan mungkin..

Abu bakar memiliki definisi “bahagia” tersendiri. Iman (Keyakinan) pada diriku memang tidak sekokoh para sahabat Rasulullah saw. Namun aku akan terus berupaya mempertahankan keyakinan ini.

Keyakinan memang akan mendatangkan kebahagiaan. Sebuah hati yang mampu mempengaruhi pikiran tentang memberikan arti “bahagia”. Hati yang tenang (tumakminah) yang hanya mengharap keridlaan Allah swt semata. Karena sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah (Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati Lillahi Robbil ‘Alamiin –QS. Al an’am 162). 

Aku bahagia dengan ujian ini
Karena masih ada sebuah keyakinan
Keyakinan yang memberikan arti kebahagiaan
-gerhanahuda-