Senin, 10 Juni 2013

batin yang tegar

sungguh tak mudah bagi pria muslim SSA. Terutama hidup di zaman teknologi ini dimana fitnah bisa saja masuk di dalam kamar melalui kotak ukuran 10 inchi. 

Godaan ibarat arus di tepian pantai yang bisa saja mengikis batu karang. Namun, ku ingin selalu tegar dan menatap jelas ke depan perihal jalan hidupku.

satu hal yang ku syukuri saat ini, adalah kesempatan mengabdikan diri untuk menolong kaum tak berdaya dan mungkin berjuang di ujung mautnya. senyuman kesembuhan mereka, membuat diri ini sedikit melega dan puas akan titipan profesi ini di tengah perjuangan melawan SSA.

Ku ingat selalu saran Nabi Luth bagi kaumnya, dimana beliau menawarkan putri-putrinya untuk melakukan sesuatu yang halal. Hati ini pun ingin segera menggenapkan separuh dien dan menyalurkan hasrat sexual secara benar. Dan jangan sampai, melakukan hal-hal yang sungguh dilaknat oleh syariat.

Meski pilu menerpa kalbu di setiap penghujung malam, diriku tetap tegar dan bertahan hidup. Hingga akhirnya akan terdapat banyak karya yang akan ku tinggalkan sebelum ku sudahi tugasku sebagai manusia dengan cobaan SSA di dunia ini.

kudekap permasalahanku dalam kerinduan ridla Illahi. Ku akan selalu berjalan menapaki sesuatu yang bisa menentramkan hati ini. Dimana kalbu mampu menggring logika dan nafsu tertunduk berada dalam pengawasan hati yang mutmainah.

Terima kasih ya Allah
atas ketegaran diri ini
sungguh ku yakin selalu 
Engkau berada sedekat urat nadiku
dan semakin mengokohkan diriku
bahwa ku tak sendiri
dan akan ku tunaikan tugasku
berharap pada akhirnya diriku mampu
melihat keridlaanMu
Amin

(1 sya'ban 1434H, ditengah kegalauan batin yang melanda
, gerhanahuda)