Selasa, 30 April 2013

Ku mencinta dan menikah karena Allah swt




Cinta, bagiku itu sebuah kata yang sangat sulit sekali kupahami. Apa itu cinta? Bagaimana cinta seharusnya? Sungguh diriku ibarat tersesat di hutan belantara dalam pencarian definisi cinta. Cinta, apakah hambar rasanya? ataukah hampa nan tak bermakna?.

Namun...
di sebuah pencarian panjangku.
ku berlabuh pada penemuan makna sebuah cinta.
Cinta kepada Allah swt,
Ya Rahman, Ya Rahiim (Sang Maha Pengasih dan Penyayang)

Demi Sebuah cinta, setiap manusia pastilah merelakan hal-hal yang dimiliki dan berkorban untuk cinta tersebut. Bagi diriku, pria dengan SSA, ku akan mencinta dan menikah hanya karena Dzat Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla. Kurelakan membunuh perasaanku, dan bersedia melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah swt demi sebuah cinta yang hakiki.

Sungguh indah dalam sebuah angan, ketika diriku mampu menjadi imam (pemimpin) dalam rumah tangga dan mengajak seluruh anggota keluarga (istri dan anak-anak) membangun sebuah keluarga baiti jannati (konsep rumahku adalah surgaku). Dan kupenuhi waktu singkatku di dunia ini, hingga nyawa di ujung tenggorokkan dan ketika memasuki pintu surgaMu dengan sambutan salam dari Malaikat-malaikatMu.

Maka, tenang rasanya hati ini dalam menapaki perjuangan cinta. Cinta yang tak hanya dilingkupi oleh nafsu sesaat namun lebih memahami hakikat dan maksud pentingnya membentuk sebuah keluarga, yang merupakan konsep "dakwah mini" antara diriku, istri dan anak-anakku.

"Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena imaamaa."
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa." (QS 25:74)

Selasa, 23 April 2013

Change your words, and you can change your world


Your Beliefs become Your Thoughts, Your Thoughts become Your Words.
Your Words become Your Actions, Your Actions become Your Habits.
Your Habits become Your Values, Your Values becomes Your Destiny.


Keyakinan Anda menjadi pikiran Anda, Pikiran Anda menjadi kata-kata Anda.
Kata-kata Anda menjadi tindakan Anda, Tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda.
Kebiasaan Anda menjadi Nilai Diri Anda, Nilai Diri Anda menjadi takdir Anda.”
-Mahatma Gandhi-

Kekuatan sebuah kata akan mengubah dunia. Hanya sedikit mengubah kata, maka dunia kurasakan berbeda menjadi lebih indah dan bersemangat. Namun, diriku harus berhati-hati dalam memilih kata-kata tersebut agar bisa menjadi sebuah kata yang mampu memberikan kekuatan semangat dan bukan sebaliknya.

Change your words, and you can change your world
Seringkali diriku meratapi sebuah nasib perihal orientasi seksualku. Berbagai pertanyaan-pertanyaan seringkali muncul seperti: "mengapa aku diberi cobaan ini?" ; "Apakah aku bisa berubah?" dan sebagainya. Dan seringkali pula pertanyaan tersebut diikuti oleh sebuah pernyataan yang semakin melemahkan jiwa ini. "Apa gunanya aku hidup?" ; "Aku tersiksa dengan keadaan ini"; "Aku adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini" dan pelbagai pernyataan sejenis.

Hingga tiada kusadari pernyataan itu membuatku melemah dan seringkali terjerumus pada sebuah tindakan yang tidak semestinya. Contohnya, semakin menarik diri untuk bergaul dengan sesama jenis dalam hal maskulinitas. Dan hal ini seperti lingkaran syeitan, yang akan memperparah keadaan penderita penyuka sesama jenis (same sex attraction, ssa).

Dan saat ini, yang ada dalam pikiranku hanyalah sebuah kata-kata positif yang akan membangun dan memperbaiki sebuah keadaanku di masa depan, khususnya akhirat. Pikiranku tidak terfokus pada "Aku ingin mengubah ketertarikan seksual ini" Namun lebih kepada "Aku ingin mengendalikan ketertarikan seksual ini". Dan Sungguh diriku berucap syukur kepada Allah swt terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam diriku.

Diriku tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk merenung, meratapi nasib, atau bahkan menangis seharian diiringi dengan kata-kata yang semakin membuat hatiku terjatuh dan tiada bergairah dalam menjalani sebuah kehidupan. Ketika kusadari, bahwasannya "ketertarikan seksual sesama jenis (baca, SSA)" ini ada bersama dengan proses kehidupanku. Maka aku nyaman hidup bersamanya dan setiap hari adalah pelajaran bagi diri ini tentang bagaimana "mengendalikan" SSA.

Inti dari sebuah permasalahan, Bukanlah seberapa besar masalahnya. Namun, bagaimana diriku menyikapi permasalahan tersebut. Bagi seseorang dengan SSA, akan terlihat berbeda tergantung dari cara pandang mereka tentang apa itu SSA?. Hidup dengan SSA, dibutuhkan sebuah penerimaan yang benar. Penerimaan ini tentunya harus dipahami secara benar. Penerimaan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan sesama jenis. Menurutku, tidaklah harus mengikuti keinginan tersebut. Namun lebih kepada menerima bahwa diri ini hidup dengan SSA dan akan berdamai dengan SSA melalui sebuah sikap pengendalian terhadap ketertarikan tersebut.

Cobaan menjadi seorang SSA bukanlah perkarah mudah, namun sangat mungkin untuk dihadapi. Hal ini dikarenakan cobaan ini juga berkaitan dengan "nafsu syahwat". Sehingga perjuangan dalam perang melawan SSA, harus disadari tidaklah gampang, karena terkait dengan diri sendiri dan godaan syeitan. Sehingga memang perlu perisai yang kuat dan ketat dalam meminimalisir masuknya godaan syeitan ke dalam kalbu keimanan.

Sembuh dari SSA bukan berarti hilangnya ketertarikan sesama jenis dalam tubuhku. Namun lebih kepada, kemampuan diri ini dalam mengendalikan nafsu SSA. Dari segi kedokteran, memang ada banyak penyakit yang target "kesembuhannya" bukan terletak pada "hilangnya" penyakit, namun lebih kepada "pengontrolan" terhadap penyakit tersebut dari hal-hal yang "membahayakan" bagi tubuh. Contoh, penyakit hipertensi, kencing manis, skizofren dan sebagainya. Seorang dengan penyakit hipertensi, memang tidak bisa disembuhkan namun penyakit ini bisa dikontrol/ dikendalikan agar tidak sampai kepada hal-hal yang merusak ke organ jantung, otak dsb.

Sama halnya dengan SSA, meski belum mampu hilang dalam tubuhku. Namun perasaan/ nafsu ini harus dikontrol agar tak merusak khususnya dalam hal keimanan. Ingatlah, penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit hati. Contoh penyakit hati adalah dengki, ria/sombong, munafik, dan bahkan kafir. Karena penyakit itu tak tampak di mata, namun beresiko kepada jiwa di hari pembalasan kelak. Ketika diriku mampu mengendalikan nafsu ini di dunia, sungguh aku mungkin tidak merasakan kemanfaatan sekarang, mungkin juga ada beberapa pendapat kalau diriku "tersiksa" akibat pengendalian diri yang ku lakukan. Namun sekali lagi, semuanya tergantung pada "kata-kata" yang menjadikan diri ini memiliki ghirah/semangat dalam menjalani sebuah keputusan yang dijalani.

Sebagai penutup motivasi, Alkisah ada seorang buta yang ditanya tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya dengan tak mampu "melihat" keindahan dunia. Dia pun menjawab bahwasannya keberuntungan dia dilahirkan sebagai seorang buta adalah dia mampu "melihat" semuanya dengan hati yang damai sehingga keadaan disekitar menurutnya pun nampak indah yang berawal dari hati yang damai. Dan dia pun kembali bersyukur tak "melihat" berbagai kerusakan yang dilakukan oleh sekelompok manusia di muka bumi ini.

akan ada hikmah di setiap cobaan, jika hati ini meyakini.
-gerhanahuda-

next wrote: "Ku mencinta dan menikah karena Allah swt"

Senin, 15 April 2013

tentang ereksi (sekelumit dari neuropsikospiritual-perilaku)

Ereksi:

Mekanisme kerja penis ereksi cukup rumit, tapi normalnya penis akan mengeras pada situasi tertentu seperti ereksi pagi hari, ereksi karena adanya rangsangan yang bersifat psikoseksual dan stimulasi fisik seperti melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton film porno.

Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras.

(http://www.seksualitas.net)


cuplikan di atas, hanya sekelumit gambaran tentang ereksi. Intinya ada   keterlibatan syaraf-psikis-spiritual dalam mempengaruhi perilaku manusia. Berikut beberapa tinjauan kasus yang mungkin dialami oleh pria-pria SSA (beberapa juga ada opini dari yang saya alami):

1. stimulasi seksual yang terjadi (secara visual) adalah dari sesama pria bukan wanita. Ketakutan tidak bisa ON jika melakukan hubungan dengan wanita?.  Perasaan ketakutan inilah yang UTAMA penyebab tidak bisa ereksi, bukan stimulasi visualnya. Perasaan takut akan meningkatkan syaraf simpatis dan melemahkan parasimpatis. Padahal jikalau mau ereksi, simpatis harus dihambat. Inilah yang memicu tidak bisa ON.

2. Ingat, stimulasi ini juga bisa diperoleh dari rangsangan fisik yang intinya adalah perasaan "erotis". Jika kita mampu melakukan hubungan seksual dengan tangan (baca: masturbasi) dan setiap pagi "adik kecil" bisa bangun. Maka PASTI  kita akan mampu berhubungan seksual dengan wanita (melalui vagina). Orang BUTA pun tidak butuh rangsangan visual untuk bisa ereksi.

3. Perasaan erotis (stimulasi seksual) muncul jika kantong sperma (baca epididimis) terisi penuh, maka libido meningkat. Jadi pria Normal pun tidak akan ereksi jika sudah menumpahkan isi spermanya karena ada masa "refrakter" kecuali pada kasus hiperseks. Kasus lain misalnya praktik homoseksual yang terjadi pd lingkungan banyak lelaki (penjara, pesantren) mereka akan mengalami libido tinggi ketika kantung sperma penuh. Yang kuat menahan, bisa puasa dan mimpi basah. Yang tidak, bisa melakukan masturbasi dan bahkan melakukan ke sesama jenis. Contoh lain, kasus "bestialism" (melakukan hubungan seks dengan hewan pada pekerja di peternakan).

4. Karena libido a.k.a nafsu akan memBLOK pikiran logis Dan sebaliknya. Ketika logika yang menang akan mengalahkan libido/nafsu. Contoh: logika/ fungsi luhur kesadaran manusia "bahwa tidak akan melakukan hubungan seks di muka umum" maka hal ini akan memblok nafsu dan ereksi tidak akan terjadi. secara neuroanatomi, fungsi logika berada di hemisfer dan nafsu seksual di hipotalamus. "Dugaan" saya keduanya pasti terkait.

5. Fungsi Spiritual yang memberikan pengaruh ke logika akan juga memblok ereksi dan menempatkan ereksi pada "tempat yang benar". Misal, keyakinan bahwa hubungan seksual lewat anus diLARANG, dsb.

6. Fungsi puasa terkait dengan "penurunan pembentukan neurotransmitter" sehingga ereksi bisa dikendalikan.

7. Kegiatan yang mengarah ke homoseks (menonton video porno gay, pria telanjang, chatting gay, dsb) maka akan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi luhur a.k.a pikiran kita dan akan memperberat perasaan SSA kita. Contoh kasus, jika seorang ahli fisika, einstein, berfokus pada hal-hal yang berbau fisika, maka jaras/sinap pikiran ttg fisika akan semakin berkembang. Bayangkan kalau kita selalu memikirkan kegiatan yang berbau "homoseksual" maka jaras itu semakin banyak terbentuk dan kita akan sulit lepas dari "kebiasaan" itu. Jadi STOP hal-hal yang berbau homoseksual.

8. Faktor-faktor yang lebih mengarahkan ke maskulinitas, bisa meredakan perasaan homoseksual. Pergaulan dengan pria straight secara "sehat", akan memberikan kondisi penerimaan diri ke lingkungan dan memberikan pikiran baru tentang bagaimana pria seharusnya.

9. Kesendirian, menarik diri dari pergaulan, akan semakin memperberat stress pribadi dan memperberat ke perilaku yang tidak diharapkan (misal, menonton film porno dan masturbasi, minuman keras, dsb). Jadi sibukkan diri ke hobi yang disenangi (kalau bisa yang maskulin) secara positif (misal, aktif ke kegiatan sosial, dsb) sehingga akan mengurangi bahkan menstop pikiran kita yang hanya terfokus pada pikiran homoseksual.

10. ada tambahan lain yang perlu dishare?

Silakan menjadi diskusi yang menarik dalam memahami diri sebagai pria SSA.
Gerhanahuda (seorang dokter yang dilanda cobaan SSA)

Jalan halal bagi seorang ssa

Hidup dengan keinginan yang diharamkan memang tidaklah mudah. Berbagai uraian air mata perjuangan telah tercucur dalam keluh cobaan ini. Hati ini pun memberontak dan seolah ingin berteriak, ketika keinginanku secara seksual berada pada pandangan sesama jenis. Namun alangkah lebih baik menangis dan bercucuran derasnya air mata perjuangan di dunia dibandingkan tangisan dan wajah pun tertunduk terhina, bekerja keras dan kepayahan pada hari pembalasan kelak. Di luar sana, ada seorang waria yang mendandani diri sebagai seorang perempuan. Ada seorang biseksual yang memiliki perilaku seksual kepada kedua jenis kelamin. Dan di kalangan gay, ada golongan "come out" yang menyatakan dirinya sebagai penyuka sesama jenis dan terang-terangan melakukan tindakan-tindakan homoseksual. Dan ada juga golongan "closet" yang secara diam-diam melakukan perilaku homoseksual. Dan aku adalah golongan pria-pria ssa yang mencoba menahan diri dari segala macam bentuk perilaku homoseksual baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi untuk menemukan sebuah jalan yang halal bagi diri ini. Dan diriku berharap agar langkah ini selalu kokoh dalam meniti sebuah jalan halal yang kuyakini. aminnn.

Imam Adz Dzahabi (dalam buku Dosa-Dosa Besar) menerangkan tentang perilaku-perilaku yang dilakukan oleh kaum nabi luth diantaranya adalah tasyfifusy sya'r (mengatur rambut dengan model-model tertentu) hallul izar (menampakan aurat kepada sesama jenis dengan cara membukakan kain penutupnya) ramyul bunduq (bermain katapel dengan batu kecil atau tanah liat yang dibulatkan) al-hadzfu bil hasha (melempar dengan kerikil) al la'bu bil hammamit thayyarah (main burung merpati) as shafir bil ashabi (bersiul) farqa'atul ak'ab (menghentakan tumit sepatu ketika berjalan) isbalul izar (memanjangkan kain melebihi mata kaki) hallul uzril aqbiyyah (membuka kancing baju supaya tampak bulu-bulu dada) selalu minum minuman keras dan melakukan hubungan seks antar sesama lelaki. kemudian umat ini menambahkan satu lagi yaitu musahaqatun nisa bin nisa (melakukan hubungan seks antara sesama wanita). 

"Islam adalah solusi" kata-kata yang sangat sederhana namun mengandung banyak makna yang mendalam. Ketika Islam sudah dijadikan sebagai sebuah pedoman hidup. Dan Islam dipelajari dan diamalkan secara benar. Karena Islam sebagai agama yang memuat aturan dan larangan Allah swt, melalui perantaraan seorang Rasulullah Nabi Muhammad saw. Jalan halal bagi seorang ssa, merupakan jalan lurus sebagaimana do'a seorang muslim dalam setiap shalatnya agar diberikan "shirratal mustaqiim".

Dalam sebuah pergaulan sehari-hari. Seringkali, kehausan terhadap rasa maskulinitas ini sudah selayaknya dilakukan secara halal. Sebagai sesama lelaki yang sudah seharusnya bergaul dengan cara yang 'benar'. Ketika hasrat atau hati ini mulai menunjukkan radar yang tidak dibenarkan oleh syariat, maka sepatutnya diriku menghindarinya dan kembali memposisikan pergaulan yang selayaknya. karena nafsu liwath janganlah sampai dipenuhi. Kalau aku benar2 mengetahui, bahwasannya nafsu liwath ini sejatinya ibarat meminum mata air yang mendidih ataupun makanan dari pohon berduri. Tidak dibenarkan diriku berperilaku seperti layaknya seorang wanita dan sebaliknya sebagaimana dasar hadist sbb: “ semoga Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR Bukhari dalam Shahihnya).

Ketika maskulinitas secara fisik pun terpenuhi, maka selanjutnya diri ini mulai membuka hati untuk mencintai seorang wanita. Dan memulai menyukai seorang wanita, mungkin tidak secara seksual semata namun lebih dari secara non seksual. Dan ketakutan diri tuk tidak akan mampu memenuhi kebutuhan batin (yang dimaksud disini secara seksual) sudah tidak jadi sebuah hambatan dalam melangkahkan diri ini ke arah jalan yang halal, yakni pernikahan. Hal ini dikarenakan, banyak pengakuan para ikhwah yang juga behasil menempatkan posisi nafsu syahwatnya secara benar. Dan ditambah lagi, dari segi ilmu kedokteran bahwa kemampuan untuk melakukan jima' (hubungan seksual) tak hanya tercetus oleh stimulasi visual semata namun lebih ke arah jalur psiko neuro yang lebih kompleks (NB. coba baca tulisan saya mengenai mekanisme ereksi).

Sebagai sebuah kesimpulan, Memang benar hidup ini adalah pilihan. Dan perilaku yang hendak kita lakukan adalah pilihan. Bahkan gaya hidup (life style) yang kita anut adalah pilihan pula. Dengan dasar kepercayaan yang mendalam dan ku anut, maka kupilih sebuah jalan yang halal bagi seorang SSA, dengan tanpa mendzalimi diri sendiri maupun orang lain, dan pula dengan mengharap ridlo Allah swt dan pertolonganNya semata. Tak perlu berharap akan menghilangkan 'rasa' ini karena memang proses terbentuknya yang mungkin sudah kronis (lama) namun lebih perlahan menghadapkan wajah ini kepada jalan yang lurus dengan berfokus pada pengendalian nafsu liwath. Memang susah untuk dilakukan, namun sangat mungkin dilakukan.

Tulisan selanjutnya: Change your words, and you can change your world.

Rabu, 03 April 2013

Qalbu keimanan, kenikmatan yang melebihi dari sekadar nafsu ssa

Kalau dipikir, pekerjaan saya ini sungguh menyedihkan. Coba dibayangkan, disaat pada malam hari setiap orang tidur lelap dan mungkin beberapa berpesta pora hingga di penghujung malam. Diri ini, selalu sigap untuk hal-hal yang tidak terduga bahkan seringkali berperang dengan malaikat izrail dalam mempertaruhkan nyawa seseorang. Bahkan disaat semua menikmati masa libur, profesi saya menuntut agar tetap siap bekerja karena sakit itu tidaklah mengenal kata liburan. Namun sungguh disayang pemberitaan di beberapa media yang seringkali menyudutkan profesi saya tanpa berimbang dengan banyak pengorbanan yang telah saya dan teman-teman sejawat telah perjuangkan. Karena bagi saya, Banyak sekali pengorbanan mulai di bangku kuliah hingga mungkin di akhir hayat nanti dan jas putih ini akan dimintai pertanggungjawaban.

Dari dahulu, saya sendiri tidak menyukai dan tidak berkeinginan melakoni pekerjaan ini. Hanya karena ingin membahagiakan orang tua saya dan akhirnya saya memilih pekerjaan ini. Maha Suci Allah, Saya menemukan banyak kenikmatan dibanding pekerjaan lain. Hati kecil ini merasakan kebahagiaan tiada tara ketika melihat seseorang disembuhkan oleh Allah swt melalui perantaraan saya. 

Dan hingga akhirnya saya bertafakur diri terhadap cobaan ssa yang saya alami. Saya dari kecil pun tiada menyadari dan tak sedikitpun menginginkan menjadi seorang pria ssa. Namun dengan sebuah keyakinan (iman) yang mendalam, kusadari bahwa terdapat banyak sekali anugerah kelebihan yang telah Allah swt anugerahkan kepada saya dibandingkan hanya sedikit cobaan ssa ini.

Halawatil iman (manisnya iman) akan dicapai melalui tiga hal sebagai mana sabda Nabi Muhammad saw:
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."

Pertama, Allah swt haruslah dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah di kehidupan saya. Ketika hendak melakukan segala sesuatu, maka yang harus dijadikan pertanyaan dalam benak ini adalah "apakah Allah swt ridha dengan perbuatan saya?" Karena hal inilah kenikmatan dan manisnya iman tersebut. Ketika mungkin banyak orang meraih dengan segala sesuatu dengan apa yang mereka kehendaki tanpa memperhatikan keridhaan Allah swt. Maka, yang ada hanyalah pemenuhan nafsu yang tiada batasannya dan akan menjadikan segala hal sebagai "suka atau tidak suka" ; "nyaman atau kurang nyaman"; "asyik atau kurang asyik" dsb. 
Kedua, wahai muslimah di seantero Indonesia. Saksikanlah, kami adalah pria muslim ssa yang mencintaimu karena Allah swt dan RasulNya. Dan kami hendak menyucikan diri ini dan menjadikanmu sebagai yang halal bukan atas dasar nafsu. Namun hanyalah keridhaan Allah swt dan rasulNya yang hendak dicapai.  

Terakhir, haruslah saya bersyukur jika "hati (qalbu)" saya tidak mati. karena penyakit yang lebih berbahaya bukanlah penyakit kanker, kencing manis, dan berbagai penyakit fisik lainnya. Namun penyakit hati (qalbu) inilah yang sungguh luar biasa bahayanya. Dikarenakan penyakit ini menyangkut urusan akhirat yang kekal abadi. Maka ketika masih memiliki rasa penyesalan, dan benci terhadap berbagai perbuatan maksiat yang telah dilakukan. Selanjutnya telah saya peroleh kembali nikmatnya iman melalui taubat nasuha, taubat yang sebenar-benarnya.

Kenikmatan ini pun tak ingin saya miliki sendiri, dan saya berusaha membaginya melalui tulisan ini. Pencapaian nikmat iman melalui perilaku-perilaku yang semakin memupuk rasa iman dalam qalbu dengan melakukan ibadah-ibadah mahdah (secara vertikal) dan ghairu mahdah (horisontal).  

Ya Rabb, jangan Engkau palingkan hati ini setelah Engkau berikan hidayah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih.
-gerhanahuda-

tulisan selanjutnya: Jalan halal bagi seorang ssa