Sabtu, 25 Mei 2013

Kiat-Kiat Mencegah Maksiat


Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah bersabda,
“Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)

Bahkan para Nabi pun tidak luput dari kesalahan, dan mereka bertaubat kepada-Nya. Seperti nabi Adam pernah melanggar perintah Allah dengan mendekati pohon larangan, kemudian beliau bertaubat dan berdoa kepada Allah, artinya,“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)

Pada zaman ini, sarana kemaksiatan semakin banyak, orang semakin sulit menghindari racun yang ditimbulkan oleh kemaksiatan tersebut. Walaupun demikian ada beberapa kiat agar terhindar dari kemaksiatan, yaitu;

1. Menganggap Besar Dosa
Orang yang beriman dan bertakwa selalu menganggap besar dosa-dosa, meskipun dosa yang dilakukan tergolong dosa kecil. Mereka merasa terbebani dengan dosa tersebut dan menganggap besar kekurangan dirinya di sisi Allah. Ibnu Mas’ud berkata, “Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sedangkan orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya.” Bilal bin Sa’d mengatakan, “Jangan kamu melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah kepada siapa kamu bermaksiat.”

2. Jangan Meremehkan
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh dosa, maka ia dapat membinasakannya.”(HR. Ahmad dengan sanad hasan)

3. Jangan Mujaharah
Mujaharah adalah melakukan kemaksiatan, dan menceritakan kemaksiatan tersebut kepada manusia. Pelaku maksiat yang mujaharah lebih besar dosanya daripada yang melakukan dosa tanpa mujaharah. Rasulullah bersabda, “Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan dalam bermaksiat). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian.’ Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Taubat Nasuha
Allah berfirman, artinya, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur: 31). Rasulullah bersabda, “Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

5. Mengulangi Taubat
Rasulullah bersabda, “Seorang hamba melakukan dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah!’ Tuhannya berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa lagi, maka ampunilah!’. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa kembali, maka ampunilah dosaku!’.Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Tiga kali; maka lakukanlah apa yang ia suka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’

6. Senantiasa Beristighfar
Saat-saat beristighfar:
Ketika melakukan dosa
Setelah melakukan ketaatan
Dalam dzikir-dzikir rutin harian
Beristighfar setiap saat

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sesuatu benar-benar menutupi hatiku, dan sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dalam sehari 100 kali.” (HR. Muslim, No. 2702)

7. Melakukan Kebajikan Setelah Keburukan
Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)

8. Memurnikan Tauhid
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Ketika Rasulullah dalam perjalanan pada malam yang berakhir di Sidratul Muntaha, beliau diberi tiga perkara: diberi shalat lima waktu, penutup surat al-Baqarah, dan diampuninya dosa orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dari umatnya.” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.’” (HR. Muslim dan Ahmad)

9. Bergaul Dengan Orang-Orang Shalih
Manfaat bergaul dengan orang shalih:
a.Bersahabat dengan orang-orang baik adalah amal shalih
b.Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka di Surga, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal

Manusia itu terdiri dari 3 golongan, yaitu,
- Golongan yang membawa dirinya dengan takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
- Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
- Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.

c. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
d. Jika berpisah dengan orang-orang yang baik, maka biasanya akan berteman dengan orang yang buruk dan pelaku maksiat.

10. Jangan Mencela Perbuatan Dosa Orang Lain
Rasulullah menceritakan kepada para shahabat bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim).

[Sumber: “Sabiilun Najah min Syu’umil Ma’shiyyah,” karangan Muhammad bin Abdullah ad-Duwaisy, edisi Indonesia: “13 Penawar Racun kemaksiatan,” Darul Haq, Jakarta.].
(Copy paste Buletin An Nur, Al Sofwah.or.id)

di copy lagi dari blog: http://kata2hikmah0fa.wordpress.com/2012/03/20/kiat-kiat-mencegah-maksiat/

Rabu, 22 Mei 2013

This worries help me (english version of "kekhawatiran ini menolongku")

Remember!
Today is the tomorrow you worried about yesterday
-Dale Carnegie

At the early third of night, I don't know why the worries pervades my soul and i walk with everythings that confuse my mind.


I worry,
about my future, especially my hereafter
I worry,
If I follow this desire (same sex attraction)
So I agree with gay lifestyle
And I do liwath (anal sex)
really, I worry,
At the end of my life
I never do taubat
And...I very worry
If in the day of judgment
I have to live in Jahannam forever
naudzubillah........

Ya Rabb, This worries really make a storm in my mind. and I realize that  Today is the tomorrow I worried about yesterday. I really worry if i am one of the kafir, who feel sorry and beg to be returned in world as QS. Al Mukminuun 99-100:

[For such is the state of the disbelievers], until, when death comes to one of them, he says, "My Lord, send me back. That I might do righteousness in that which I left behind." No! It is only a word he is saying; and behind them is a barrier until the Day they are resurrected.

And  This worries help me,
As i worry if I didn't pass the exam, so that i have to study hard and this worries make me to be discipline for my success in the exam and the result, I didn't remedial.

This worries are useful if we worry about the right things. so my mind could be controlled. If I suffer insomnia because of my worry about jahannam, so I always do shalat and keep praying for forgiveness from Allah swt. 

Yes...
This worries help me
make me stay in the night
Preparing for the worst
So I prevent danger in world and here after
and next..
I always worry

ahead of 13 Rajab, for Yaumul Bidh Fasting, Insya Allah (gerhanahuda)
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان


Kekhawatiran ini menolongku

 
Remember!
Today is the tomorrow you worried about yesterday
-Dale Carnegie

Di sepertiga awal malam ini, entah kenapa kekhawatiran menyelimuti batinku, ku berjalan mondar-mandir karena beberapa hal yang mengusik pikiran ini. 

Aku khawatir,
akan masa depanku khususnya akhiratku.
Aku khawatir,
jika aku mengikuti nafsu diri (nafsu liwath) ini
sehingga aku menyetujui pola hidup gay
dan bahkan aku melakukan tindakan liwath
Sungguh, Aku khawatir,
jika nyawaku tengah berada di ujung tenggorokkan
aku belum bertaubat dan bahkan bergelimangan maksiat.
Dan...Aku sangat khawatir,
jika keputusan di hari penghakiman
aku harus menjalani kehidupan abadi
di Neraka Jahannam
Naudzubillah.......

Ya Rabbi, kekhawatiran ini sungguh membuat badai di pikiranku. Dan ku sadari bahwa hari ini adalah besok ketika aku khawatir tentang hari yang kemarin ku lakukan. Hamba sungguh khawatir jika hamba salah satu dari orang kafir itu yang menyesal dan memohon untuk dikembalikan di dunia, sebagaimana penjelasanMu di QS. Al Mukminun ayat 99-100:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
 (Al Mukminun 99-100)

Dan kekhawatiran ini menolongku,
Ibarat ketika aku khawatir tidak lulus ujian ketika sekolah dulu, maka aku berusaha keras belajar sehingga ke khawatiran inilah membuatku menjadi seseorang yang tidak melenakan waktu dan belajar sebaik-baiknya demi suksesnya ujianku dan alhasil kekhawatiran ini menolongku dari remidial.

Khawatir itu memang diperlukan asal mengkhawatirkan sesuatu yang benar, sehingga pikiran ini lebih waspada dan terkontrol dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jika sulitnya tidurku dikarenakan kekhawatiran akan dahsytanya api Neraka Jahannam di akhirat kelak. Maka tiada henti-hentinya ku bersujud dan menangis di lantunan doaku agar Engkau mengampuni dosa-dosa hamba di masa silam.

Ya...
Khawatir ini menolongku
dan membuat aku lebih terjaga di tengah malam
membuatku menyiapkan segala keburukan yang mungkin terjadi
sehingga ku terhindar dari segala mara bahaya dunia dan akhirat
dan selanjutnya,
aku akan selalu khawatir

Menjelang 13 Rajab dalam semangat puasa Yaumul Bidh, Insya Allah (gerhanahuda)
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان

Senin, 13 Mei 2013

for future, now i am struggling


then...i am still here, to memorize the missing moment and try to say that i am satisfied into my deepest heart, because i don't let my present is killed by the past,..for future, now i am struggling...... (^_*)V