Senin, 23 September 2013

Midriasis Maksimal




Dalam amanah diri di dunia sebagai seorang dokter, aku seringkali menangani pasien yang tengah berada dalam sakaratul maut. Dan perjuangan dalam ikhtiar kesembuhan pasien pun terkadang berakhir dengan istilah "midriasis maksimal". 


Apakah gerangan arti kata-kata tersebut? namun kali ini saya ingin ber muhasabah dengan istilah tersebut. seorang dikatakan benar-benar meninggal, salah satunya jika pupil sudah "midriasis maksimal". pupil (lingkaran hitan terkecil di bola mata -lihat gambar, red-) dikatakan midriasis maksimal ketika berdilatasi/ membesar hingga diameter mencapai sekitar 8-9 mm dimana ukuran normalnya adalah kurang lebih sepertiganya.

Ada faktor lain pada tubuh manusia normal yang menyebabkan pupil mengalami midriasis. Beberapa faktor tersebut adalah keadaan ketakutan (fear) dan rasa sakit (pain). Entah bagaimanakah misteri kematian? diriku hanya mencoba menghubungkan kedua hal tersebut menjadi sebuah premis dugaan bahwa "apakah orang yang meninggal atau yang mengalami sakaratul maut, mereka merasakan rasa takut yang teramat sangat atau mungkin rasa sakit yang juga teramat dahsyat?" sebuah pertanyaan retorika ini muncul ketika "midriasis maksimal" pada pupil orang meninggal adalah memang menjadi salah satu penanda kematian. wallahu alam.

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya"

Sabda Rasulullah SAW: “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Dan jika aku mengetahui betapa mengerikan proses kematian itu, dan ketika diri ini masih dalam bergelimangan maksiat. Maka aku pun termasuk dalam orang-orang yang merugi. Naudzubillah, semoga tidak demikian dan diriku berlindung dari Allah swt atas kekafiran. Dan sungguh kematian adalah hikmah bagi orang-orang yang masih hidup dan masih diberi kesempatan bertaubat di dunia. Kenikmatan dunia akan terhenti ketika kematian sudah datang. Lalu diriku pun kembali mencoba untuk menyadarkan diri ini sebagai seorang SSA. Bahwasanya kenikmatan yang aku inginkan, akan terputus ketika ajal telah menjemput. Dan yang terjadi selanjutnya adalah penghakiman atas perbuatan yang telah kulakukan di dunia.

Keimanan...
Keyakinan...
Hanya karena aku yakin akan adanya kematian yang menakutkan dan menyakitkan tersebut, aku pun meyakini bahwasanya ada Dzat Yang Maha Kuasa atas kehidupan seseorang, yang layak disembah, dituruti perintahNya dan dijauhi laranganNya. Dan akupun yakin akan selalu ada Malaikat-malaikatNya yang selalu mencatat amal kebaikan serta keburukan yang akan kupertanggungjawabkan ketika hari berbangkit telah tiba. Dan sungguh aku yakin bahwasanya semua itu telah ditulis dalam kitab yang diwahyukan kepada Rasulullah saw, Al Quranul karim.

Sekali lagi dan aku tekankan bahwa ini hanyalah teruntuk bagi orang-orang muslim yang beriman, yang yakin akan keberadaan Allah swt, MalaikatNya, KitabNya, RasulNya, Hari Kiamat, dan TakdirNya. Dan bagi para pemuja nafsu dunia, pelaku hedonis, dan pihak-pihak muslim liberal yang melegitimasi pernikahan sesama jenis. Sungguh kalian tak benar-benar meyakini ke enam hal tersebut. Dan tunggulah hingga Allah swt mendatangkan keputusanNya, ketika nyawa tengah berada di penghujung tenggorokkan dan pupil sudah "midriasis maksimal" maka akan tampak nyata kebenaran hakiki yang terlalaikan. 
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan". [Al Mukminun: 99-100]

dalam curhatku ku ingin meneriakkan bahwa tak ada legitimasi dalam islam perihal pernikahan sesama jenis, gaya hidup liberal seorang gay, yang berpasang-pasang antara sesama lelaki ataupun sesama perempuan. Bukanlah seorang muslim yang melegalkan pernikahan ataupun gaya hidup tersebut. Ikutilah jalan aturan dari Allah swt jika memang termasuk golongan yang yakin dan janganlah merusak akidahku dengan pengaruh-pengaruh liberal yang merasuk dan mengotori akidah keislamanku.
(gerhanahuda, 2013; seorang muslim SSA yang mencoba mencari kenikmatan hakiki di akhirat kelak, Insya Allah. Amin)

  




Sabtu, 31 Agustus 2013

sadarlah, dan kau akan selamat

 

Setelah berkutat dengan  menjalankan amanah Allah swt dalam menapaki jihad yang pernah dilakukan oleh Ibn Sina di masanya. Kini, saatnya diriku mengajak teman-teman mencoba mentadzaburi tayangan "khazanah" perihal kisah nabi musa dan umatnya. Dalam dunia medis, istilah mencegah lebih baik daripada mengobati sangatlah senada dengan menjalankan syariat agama.

sadarlah, dan kau akan selamat!!!....

sejenak ketika kita melihat tayangan tersebut, maka ketika umat manusia tersadar lebih awal, maka sungguh keselamatan akan menyertai dirinya. Dan sebagaimana Allah swt menyatakan dalam QS. Fathir ayat 28 bahwasanya: "...Sesungguhnya yang takut kepada Allah swt diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama"

Para ulama, yang benar-benar mengenal Allah swt dan mengetahui ilmu tentang agama Allah akan benar2 merasa takut pada Allah swt. Sebagaimana para dokter yang mengetahui betapa mengerikan penyakit-penyakit kronis akan benar-benar memberikan edukasi kepada pasiennya tentang bahaya  penyakit tersebut dan upaya pencegahannya. Merekalah yang tersadarkan dari awal dan terselamatkan.

sadarlah, dan kau akan selamat!!!...

Nasihat ini berlaku bagi diriku dan bagi para pembaca bahwasanya perintah Allah swt adalah yang utama, ketika Allah swt memberikan perintah "janganlah mendekati zina" (QS. Al Isra: 32) dan "menundukkan pandangan/ ghadul bashar" (QS. An Nuur: 30) maka haruslah benar-benar kita lakukan. dan janganlah nasib kita seperti kaum bani israel dalam tayangan tersebut dimana tidak mengikuti perintah Nabi Musa dengan kembali kepada kekufuran hingga akhirnya terjadilah murka Allah swt. Dan jangan pula seperti fir'aun yang mengalami taubat yang sudah terlambat. Namun semoga masing-masing diri bisa berkiblat pada Nabi Yusuf a.s yang mampu menundukkan hawa nafsunya. aamiin.

sadarlah, dan kau akan selamat!!!...

dunia SSA, akan penuh dengan cobaan dan ingatlah cobaan akan semakin berat ketika diri ini sudah melalui cobaan-cobaan yang lebih ringan. karena iman itu tidak hanya sebatas dalam kata-kata namun dilalui dengan rintihan perjuangan yang dahsyat. Pilu hati ketika mencintai sesama jenis dan mungkin berbagai jenis godaan syeitan yang selalu merasuki qalbu, adalah bagian dari puing-puing perjuangan jihad dalam memerangi hawa nafsu.

kembali lagi saling mengingatkan
sadarlah, dan kau akan selamat!!!...
bahwasannya ada upaya kaum tertentu yang berusaha menjauhkan umat islam dalam menekuni syariat agama dan mengajaknya ke arah kesesatan melalui melegalkan pernikahan sejenis dsb. Dan bahwasannya tujuan kebahagiaan bagi muslim dengan SSA bukanlah tujuan jangka pendek di dunia. Dan kami tersadar bahwasanya lebih baik menyayat hati dengan perjuangan melawan nafsu sejenis dibandingkan lahapan api neraka menyelimuti diri secara kekal abadi.

sadarlah, dan kau akan selamat!!!

gerhanahuda,
di sepertiga malam akhir
dalam nuansa puasa syawal

Senin, 12 Agustus 2013

Ramadhan, I will be missing you..



Ramadhan, sungguh bulan yang sarat makna terutama penghambaan sepenuhnya kepada Ya Rabb, Penguasa Seluruh Alam semesta. Sungguh piluh hati ini, ketika ramadhan sudah meninggalkan dan hati kecil ini sangat berharap akan dipertemukan dengan Ramadhan di tahun berikutnya, aamiin ya Rabb.

Nuansa sahur dan berbuka puasa di rumah sakit, membuat qalbu semakin memaknai hakikat ramadhan tahun ini, dan alhamdulillah tilawatil Al-Qur'an berhasil diselesaikan ditengah kesibukan mengurusi hamba-hambaMu yang sedang dilanda ujian sakit fisik. Bahkan, di saat hari lebaran kemarin, tanggung jawab dibalik sebuah "jas putih" semakin nyata terlihat, dimana diriku wajib berjaga di rumah sakit meski tak berkumpul dengan keluarga di nuansa nan fitri. 

Ya Rabb, dalam ramadhan kali ini, hambaMu menyadari tentang hakikat sebuah "kesempatan". Sungguh diri ini merasa masih belum memaksimalkan ramadhan tahun ini. Ingin sekali, benar2 iktikaf di mesjid di sepuluh hari terakhir, ingin sekali rasanya tadarus lebih digiatkan hingga mengkhatamkan lebih dari sekali. Sungguh dikarenakan, bulan tersebut sangat penuh dengan hikmah dan kebarakahan.

Hal ini pun demikian dengan kesempatan di dunia yang telah Engkau berikan kepada hamba ini. Nikmat Sehat, Waktu Lapang, Masa Muda, Kecukupan Materi, dan Hidup di dunia ini tidak sepatutnya disia-sia kan oleh siapapun. Dan semoga kiranya diri ini mampu memanfaatkan semua kesempatan tersebut sebagai bekal menghadapMu. Aamiin.

Duhai yang masih nyaman dengan selimutnya,
bangunlah dan lakukan perubahan diri,
karena Syurga yang telah dijanjikan olehNya
benar2 nyata dan bersiap menyambutmu dengan sebuah salam kesejahteraan.

gerhanahuda,
jangan lupa puasa syawalnya ya...


Senin, 10 Juni 2013

batin yang tegar

sungguh tak mudah bagi pria muslim SSA. Terutama hidup di zaman teknologi ini dimana fitnah bisa saja masuk di dalam kamar melalui kotak ukuran 10 inchi. 

Godaan ibarat arus di tepian pantai yang bisa saja mengikis batu karang. Namun, ku ingin selalu tegar dan menatap jelas ke depan perihal jalan hidupku.

satu hal yang ku syukuri saat ini, adalah kesempatan mengabdikan diri untuk menolong kaum tak berdaya dan mungkin berjuang di ujung mautnya. senyuman kesembuhan mereka, membuat diri ini sedikit melega dan puas akan titipan profesi ini di tengah perjuangan melawan SSA.

Ku ingat selalu saran Nabi Luth bagi kaumnya, dimana beliau menawarkan putri-putrinya untuk melakukan sesuatu yang halal. Hati ini pun ingin segera menggenapkan separuh dien dan menyalurkan hasrat sexual secara benar. Dan jangan sampai, melakukan hal-hal yang sungguh dilaknat oleh syariat.

Meski pilu menerpa kalbu di setiap penghujung malam, diriku tetap tegar dan bertahan hidup. Hingga akhirnya akan terdapat banyak karya yang akan ku tinggalkan sebelum ku sudahi tugasku sebagai manusia dengan cobaan SSA di dunia ini.

kudekap permasalahanku dalam kerinduan ridla Illahi. Ku akan selalu berjalan menapaki sesuatu yang bisa menentramkan hati ini. Dimana kalbu mampu menggring logika dan nafsu tertunduk berada dalam pengawasan hati yang mutmainah.

Terima kasih ya Allah
atas ketegaran diri ini
sungguh ku yakin selalu 
Engkau berada sedekat urat nadiku
dan semakin mengokohkan diriku
bahwa ku tak sendiri
dan akan ku tunaikan tugasku
berharap pada akhirnya diriku mampu
melihat keridlaanMu
Amin

(1 sya'ban 1434H, ditengah kegalauan batin yang melanda
, gerhanahuda)

Sabtu, 25 Mei 2013

Kiat-Kiat Mencegah Maksiat


Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah bersabda,
“Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)

Bahkan para Nabi pun tidak luput dari kesalahan, dan mereka bertaubat kepada-Nya. Seperti nabi Adam pernah melanggar perintah Allah dengan mendekati pohon larangan, kemudian beliau bertaubat dan berdoa kepada Allah, artinya,“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)

Pada zaman ini, sarana kemaksiatan semakin banyak, orang semakin sulit menghindari racun yang ditimbulkan oleh kemaksiatan tersebut. Walaupun demikian ada beberapa kiat agar terhindar dari kemaksiatan, yaitu;

1. Menganggap Besar Dosa
Orang yang beriman dan bertakwa selalu menganggap besar dosa-dosa, meskipun dosa yang dilakukan tergolong dosa kecil. Mereka merasa terbebani dengan dosa tersebut dan menganggap besar kekurangan dirinya di sisi Allah. Ibnu Mas’ud berkata, “Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sedangkan orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya.” Bilal bin Sa’d mengatakan, “Jangan kamu melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah kepada siapa kamu bermaksiat.”

2. Jangan Meremehkan
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh dosa, maka ia dapat membinasakannya.”(HR. Ahmad dengan sanad hasan)

3. Jangan Mujaharah
Mujaharah adalah melakukan kemaksiatan, dan menceritakan kemaksiatan tersebut kepada manusia. Pelaku maksiat yang mujaharah lebih besar dosanya daripada yang melakukan dosa tanpa mujaharah. Rasulullah bersabda, “Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan dalam bermaksiat). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian.’ Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Taubat Nasuha
Allah berfirman, artinya, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur: 31). Rasulullah bersabda, “Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

5. Mengulangi Taubat
Rasulullah bersabda, “Seorang hamba melakukan dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah!’ Tuhannya berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa lagi, maka ampunilah!’. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa kembali, maka ampunilah dosaku!’.Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Tiga kali; maka lakukanlah apa yang ia suka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’

6. Senantiasa Beristighfar
Saat-saat beristighfar:
Ketika melakukan dosa
Setelah melakukan ketaatan
Dalam dzikir-dzikir rutin harian
Beristighfar setiap saat

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sesuatu benar-benar menutupi hatiku, dan sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dalam sehari 100 kali.” (HR. Muslim, No. 2702)

7. Melakukan Kebajikan Setelah Keburukan
Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)

8. Memurnikan Tauhid
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Ketika Rasulullah dalam perjalanan pada malam yang berakhir di Sidratul Muntaha, beliau diberi tiga perkara: diberi shalat lima waktu, penutup surat al-Baqarah, dan diampuninya dosa orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dari umatnya.” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.’” (HR. Muslim dan Ahmad)

9. Bergaul Dengan Orang-Orang Shalih
Manfaat bergaul dengan orang shalih:
a.Bersahabat dengan orang-orang baik adalah amal shalih
b.Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka di Surga, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal

Manusia itu terdiri dari 3 golongan, yaitu,
- Golongan yang membawa dirinya dengan takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
- Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
- Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.

c. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
d. Jika berpisah dengan orang-orang yang baik, maka biasanya akan berteman dengan orang yang buruk dan pelaku maksiat.

10. Jangan Mencela Perbuatan Dosa Orang Lain
Rasulullah menceritakan kepada para shahabat bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim).

[Sumber: “Sabiilun Najah min Syu’umil Ma’shiyyah,” karangan Muhammad bin Abdullah ad-Duwaisy, edisi Indonesia: “13 Penawar Racun kemaksiatan,” Darul Haq, Jakarta.].
(Copy paste Buletin An Nur, Al Sofwah.or.id)

di copy lagi dari blog: http://kata2hikmah0fa.wordpress.com/2012/03/20/kiat-kiat-mencegah-maksiat/

Rabu, 22 Mei 2013

This worries help me (english version of "kekhawatiran ini menolongku")

Remember!
Today is the tomorrow you worried about yesterday
-Dale Carnegie

At the early third of night, I don't know why the worries pervades my soul and i walk with everythings that confuse my mind.


I worry,
about my future, especially my hereafter
I worry,
If I follow this desire (same sex attraction)
So I agree with gay lifestyle
And I do liwath (anal sex)
really, I worry,
At the end of my life
I never do taubat
And...I very worry
If in the day of judgment
I have to live in Jahannam forever
naudzubillah........

Ya Rabb, This worries really make a storm in my mind. and I realize that  Today is the tomorrow I worried about yesterday. I really worry if i am one of the kafir, who feel sorry and beg to be returned in world as QS. Al Mukminuun 99-100:

[For such is the state of the disbelievers], until, when death comes to one of them, he says, "My Lord, send me back. That I might do righteousness in that which I left behind." No! It is only a word he is saying; and behind them is a barrier until the Day they are resurrected.

And  This worries help me,
As i worry if I didn't pass the exam, so that i have to study hard and this worries make me to be discipline for my success in the exam and the result, I didn't remedial.

This worries are useful if we worry about the right things. so my mind could be controlled. If I suffer insomnia because of my worry about jahannam, so I always do shalat and keep praying for forgiveness from Allah swt. 

Yes...
This worries help me
make me stay in the night
Preparing for the worst
So I prevent danger in world and here after
and next..
I always worry

ahead of 13 Rajab, for Yaumul Bidh Fasting, Insya Allah (gerhanahuda)
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان


Kekhawatiran ini menolongku

 
Remember!
Today is the tomorrow you worried about yesterday
-Dale Carnegie

Di sepertiga awal malam ini, entah kenapa kekhawatiran menyelimuti batinku, ku berjalan mondar-mandir karena beberapa hal yang mengusik pikiran ini. 

Aku khawatir,
akan masa depanku khususnya akhiratku.
Aku khawatir,
jika aku mengikuti nafsu diri (nafsu liwath) ini
sehingga aku menyetujui pola hidup gay
dan bahkan aku melakukan tindakan liwath
Sungguh, Aku khawatir,
jika nyawaku tengah berada di ujung tenggorokkan
aku belum bertaubat dan bahkan bergelimangan maksiat.
Dan...Aku sangat khawatir,
jika keputusan di hari penghakiman
aku harus menjalani kehidupan abadi
di Neraka Jahannam
Naudzubillah.......

Ya Rabbi, kekhawatiran ini sungguh membuat badai di pikiranku. Dan ku sadari bahwa hari ini adalah besok ketika aku khawatir tentang hari yang kemarin ku lakukan. Hamba sungguh khawatir jika hamba salah satu dari orang kafir itu yang menyesal dan memohon untuk dikembalikan di dunia, sebagaimana penjelasanMu di QS. Al Mukminun ayat 99-100:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
 (Al Mukminun 99-100)

Dan kekhawatiran ini menolongku,
Ibarat ketika aku khawatir tidak lulus ujian ketika sekolah dulu, maka aku berusaha keras belajar sehingga ke khawatiran inilah membuatku menjadi seseorang yang tidak melenakan waktu dan belajar sebaik-baiknya demi suksesnya ujianku dan alhasil kekhawatiran ini menolongku dari remidial.

Khawatir itu memang diperlukan asal mengkhawatirkan sesuatu yang benar, sehingga pikiran ini lebih waspada dan terkontrol dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jika sulitnya tidurku dikarenakan kekhawatiran akan dahsytanya api Neraka Jahannam di akhirat kelak. Maka tiada henti-hentinya ku bersujud dan menangis di lantunan doaku agar Engkau mengampuni dosa-dosa hamba di masa silam.

Ya...
Khawatir ini menolongku
dan membuat aku lebih terjaga di tengah malam
membuatku menyiapkan segala keburukan yang mungkin terjadi
sehingga ku terhindar dari segala mara bahaya dunia dan akhirat
dan selanjutnya,
aku akan selalu khawatir

Menjelang 13 Rajab dalam semangat puasa Yaumul Bidh, Insya Allah (gerhanahuda)
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان

Senin, 13 Mei 2013

for future, now i am struggling


then...i am still here, to memorize the missing moment and try to say that i am satisfied into my deepest heart, because i don't let my present is killed by the past,..for future, now i am struggling...... (^_*)V

Selasa, 30 April 2013

Ku mencinta dan menikah karena Allah swt




Cinta, bagiku itu sebuah kata yang sangat sulit sekali kupahami. Apa itu cinta? Bagaimana cinta seharusnya? Sungguh diriku ibarat tersesat di hutan belantara dalam pencarian definisi cinta. Cinta, apakah hambar rasanya? ataukah hampa nan tak bermakna?.

Namun...
di sebuah pencarian panjangku.
ku berlabuh pada penemuan makna sebuah cinta.
Cinta kepada Allah swt,
Ya Rahman, Ya Rahiim (Sang Maha Pengasih dan Penyayang)

Demi Sebuah cinta, setiap manusia pastilah merelakan hal-hal yang dimiliki dan berkorban untuk cinta tersebut. Bagi diriku, pria dengan SSA, ku akan mencinta dan menikah hanya karena Dzat Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla. Kurelakan membunuh perasaanku, dan bersedia melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah swt demi sebuah cinta yang hakiki.

Sungguh indah dalam sebuah angan, ketika diriku mampu menjadi imam (pemimpin) dalam rumah tangga dan mengajak seluruh anggota keluarga (istri dan anak-anak) membangun sebuah keluarga baiti jannati (konsep rumahku adalah surgaku). Dan kupenuhi waktu singkatku di dunia ini, hingga nyawa di ujung tenggorokkan dan ketika memasuki pintu surgaMu dengan sambutan salam dari Malaikat-malaikatMu.

Maka, tenang rasanya hati ini dalam menapaki perjuangan cinta. Cinta yang tak hanya dilingkupi oleh nafsu sesaat namun lebih memahami hakikat dan maksud pentingnya membentuk sebuah keluarga, yang merupakan konsep "dakwah mini" antara diriku, istri dan anak-anakku.

"Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena imaamaa."
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa." (QS 25:74)

Selasa, 23 April 2013

Change your words, and you can change your world


Your Beliefs become Your Thoughts, Your Thoughts become Your Words.
Your Words become Your Actions, Your Actions become Your Habits.
Your Habits become Your Values, Your Values becomes Your Destiny.


Keyakinan Anda menjadi pikiran Anda, Pikiran Anda menjadi kata-kata Anda.
Kata-kata Anda menjadi tindakan Anda, Tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda.
Kebiasaan Anda menjadi Nilai Diri Anda, Nilai Diri Anda menjadi takdir Anda.”
-Mahatma Gandhi-

Kekuatan sebuah kata akan mengubah dunia. Hanya sedikit mengubah kata, maka dunia kurasakan berbeda menjadi lebih indah dan bersemangat. Namun, diriku harus berhati-hati dalam memilih kata-kata tersebut agar bisa menjadi sebuah kata yang mampu memberikan kekuatan semangat dan bukan sebaliknya.

Change your words, and you can change your world
Seringkali diriku meratapi sebuah nasib perihal orientasi seksualku. Berbagai pertanyaan-pertanyaan seringkali muncul seperti: "mengapa aku diberi cobaan ini?" ; "Apakah aku bisa berubah?" dan sebagainya. Dan seringkali pula pertanyaan tersebut diikuti oleh sebuah pernyataan yang semakin melemahkan jiwa ini. "Apa gunanya aku hidup?" ; "Aku tersiksa dengan keadaan ini"; "Aku adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini" dan pelbagai pernyataan sejenis.

Hingga tiada kusadari pernyataan itu membuatku melemah dan seringkali terjerumus pada sebuah tindakan yang tidak semestinya. Contohnya, semakin menarik diri untuk bergaul dengan sesama jenis dalam hal maskulinitas. Dan hal ini seperti lingkaran syeitan, yang akan memperparah keadaan penderita penyuka sesama jenis (same sex attraction, ssa).

Dan saat ini, yang ada dalam pikiranku hanyalah sebuah kata-kata positif yang akan membangun dan memperbaiki sebuah keadaanku di masa depan, khususnya akhirat. Pikiranku tidak terfokus pada "Aku ingin mengubah ketertarikan seksual ini" Namun lebih kepada "Aku ingin mengendalikan ketertarikan seksual ini". Dan Sungguh diriku berucap syukur kepada Allah swt terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam diriku.

Diriku tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk merenung, meratapi nasib, atau bahkan menangis seharian diiringi dengan kata-kata yang semakin membuat hatiku terjatuh dan tiada bergairah dalam menjalani sebuah kehidupan. Ketika kusadari, bahwasannya "ketertarikan seksual sesama jenis (baca, SSA)" ini ada bersama dengan proses kehidupanku. Maka aku nyaman hidup bersamanya dan setiap hari adalah pelajaran bagi diri ini tentang bagaimana "mengendalikan" SSA.

Inti dari sebuah permasalahan, Bukanlah seberapa besar masalahnya. Namun, bagaimana diriku menyikapi permasalahan tersebut. Bagi seseorang dengan SSA, akan terlihat berbeda tergantung dari cara pandang mereka tentang apa itu SSA?. Hidup dengan SSA, dibutuhkan sebuah penerimaan yang benar. Penerimaan ini tentunya harus dipahami secara benar. Penerimaan sebagai seseorang yang memiliki ketertarikan sesama jenis. Menurutku, tidaklah harus mengikuti keinginan tersebut. Namun lebih kepada menerima bahwa diri ini hidup dengan SSA dan akan berdamai dengan SSA melalui sebuah sikap pengendalian terhadap ketertarikan tersebut.

Cobaan menjadi seorang SSA bukanlah perkarah mudah, namun sangat mungkin untuk dihadapi. Hal ini dikarenakan cobaan ini juga berkaitan dengan "nafsu syahwat". Sehingga perjuangan dalam perang melawan SSA, harus disadari tidaklah gampang, karena terkait dengan diri sendiri dan godaan syeitan. Sehingga memang perlu perisai yang kuat dan ketat dalam meminimalisir masuknya godaan syeitan ke dalam kalbu keimanan.

Sembuh dari SSA bukan berarti hilangnya ketertarikan sesama jenis dalam tubuhku. Namun lebih kepada, kemampuan diri ini dalam mengendalikan nafsu SSA. Dari segi kedokteran, memang ada banyak penyakit yang target "kesembuhannya" bukan terletak pada "hilangnya" penyakit, namun lebih kepada "pengontrolan" terhadap penyakit tersebut dari hal-hal yang "membahayakan" bagi tubuh. Contoh, penyakit hipertensi, kencing manis, skizofren dan sebagainya. Seorang dengan penyakit hipertensi, memang tidak bisa disembuhkan namun penyakit ini bisa dikontrol/ dikendalikan agar tidak sampai kepada hal-hal yang merusak ke organ jantung, otak dsb.

Sama halnya dengan SSA, meski belum mampu hilang dalam tubuhku. Namun perasaan/ nafsu ini harus dikontrol agar tak merusak khususnya dalam hal keimanan. Ingatlah, penyakit yang paling berbahaya adalah penyakit hati. Contoh penyakit hati adalah dengki, ria/sombong, munafik, dan bahkan kafir. Karena penyakit itu tak tampak di mata, namun beresiko kepada jiwa di hari pembalasan kelak. Ketika diriku mampu mengendalikan nafsu ini di dunia, sungguh aku mungkin tidak merasakan kemanfaatan sekarang, mungkin juga ada beberapa pendapat kalau diriku "tersiksa" akibat pengendalian diri yang ku lakukan. Namun sekali lagi, semuanya tergantung pada "kata-kata" yang menjadikan diri ini memiliki ghirah/semangat dalam menjalani sebuah keputusan yang dijalani.

Sebagai penutup motivasi, Alkisah ada seorang buta yang ditanya tentang bagaimana dia menjalani kehidupannya dengan tak mampu "melihat" keindahan dunia. Dia pun menjawab bahwasannya keberuntungan dia dilahirkan sebagai seorang buta adalah dia mampu "melihat" semuanya dengan hati yang damai sehingga keadaan disekitar menurutnya pun nampak indah yang berawal dari hati yang damai. Dan dia pun kembali bersyukur tak "melihat" berbagai kerusakan yang dilakukan oleh sekelompok manusia di muka bumi ini.

akan ada hikmah di setiap cobaan, jika hati ini meyakini.
-gerhanahuda-

next wrote: "Ku mencinta dan menikah karena Allah swt"

Senin, 15 April 2013

tentang ereksi (sekelumit dari neuropsikospiritual-perilaku)

Ereksi:

Mekanisme kerja penis ereksi cukup rumit, tapi normalnya penis akan mengeras pada situasi tertentu seperti ereksi pagi hari, ereksi karena adanya rangsangan yang bersifat psikoseksual dan stimulasi fisik seperti melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton film porno.

Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut Tumescensi.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase.
Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras.

(http://www.seksualitas.net)


cuplikan di atas, hanya sekelumit gambaran tentang ereksi. Intinya ada   keterlibatan syaraf-psikis-spiritual dalam mempengaruhi perilaku manusia. Berikut beberapa tinjauan kasus yang mungkin dialami oleh pria-pria SSA (beberapa juga ada opini dari yang saya alami):

1. stimulasi seksual yang terjadi (secara visual) adalah dari sesama pria bukan wanita. Ketakutan tidak bisa ON jika melakukan hubungan dengan wanita?.  Perasaan ketakutan inilah yang UTAMA penyebab tidak bisa ereksi, bukan stimulasi visualnya. Perasaan takut akan meningkatkan syaraf simpatis dan melemahkan parasimpatis. Padahal jikalau mau ereksi, simpatis harus dihambat. Inilah yang memicu tidak bisa ON.

2. Ingat, stimulasi ini juga bisa diperoleh dari rangsangan fisik yang intinya adalah perasaan "erotis". Jika kita mampu melakukan hubungan seksual dengan tangan (baca: masturbasi) dan setiap pagi "adik kecil" bisa bangun. Maka PASTI  kita akan mampu berhubungan seksual dengan wanita (melalui vagina). Orang BUTA pun tidak butuh rangsangan visual untuk bisa ereksi.

3. Perasaan erotis (stimulasi seksual) muncul jika kantong sperma (baca epididimis) terisi penuh, maka libido meningkat. Jadi pria Normal pun tidak akan ereksi jika sudah menumpahkan isi spermanya karena ada masa "refrakter" kecuali pada kasus hiperseks. Kasus lain misalnya praktik homoseksual yang terjadi pd lingkungan banyak lelaki (penjara, pesantren) mereka akan mengalami libido tinggi ketika kantung sperma penuh. Yang kuat menahan, bisa puasa dan mimpi basah. Yang tidak, bisa melakukan masturbasi dan bahkan melakukan ke sesama jenis. Contoh lain, kasus "bestialism" (melakukan hubungan seks dengan hewan pada pekerja di peternakan).

4. Karena libido a.k.a nafsu akan memBLOK pikiran logis Dan sebaliknya. Ketika logika yang menang akan mengalahkan libido/nafsu. Contoh: logika/ fungsi luhur kesadaran manusia "bahwa tidak akan melakukan hubungan seks di muka umum" maka hal ini akan memblok nafsu dan ereksi tidak akan terjadi. secara neuroanatomi, fungsi logika berada di hemisfer dan nafsu seksual di hipotalamus. "Dugaan" saya keduanya pasti terkait.

5. Fungsi Spiritual yang memberikan pengaruh ke logika akan juga memblok ereksi dan menempatkan ereksi pada "tempat yang benar". Misal, keyakinan bahwa hubungan seksual lewat anus diLARANG, dsb.

6. Fungsi puasa terkait dengan "penurunan pembentukan neurotransmitter" sehingga ereksi bisa dikendalikan.

7. Kegiatan yang mengarah ke homoseks (menonton video porno gay, pria telanjang, chatting gay, dsb) maka akan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi luhur a.k.a pikiran kita dan akan memperberat perasaan SSA kita. Contoh kasus, jika seorang ahli fisika, einstein, berfokus pada hal-hal yang berbau fisika, maka jaras/sinap pikiran ttg fisika akan semakin berkembang. Bayangkan kalau kita selalu memikirkan kegiatan yang berbau "homoseksual" maka jaras itu semakin banyak terbentuk dan kita akan sulit lepas dari "kebiasaan" itu. Jadi STOP hal-hal yang berbau homoseksual.

8. Faktor-faktor yang lebih mengarahkan ke maskulinitas, bisa meredakan perasaan homoseksual. Pergaulan dengan pria straight secara "sehat", akan memberikan kondisi penerimaan diri ke lingkungan dan memberikan pikiran baru tentang bagaimana pria seharusnya.

9. Kesendirian, menarik diri dari pergaulan, akan semakin memperberat stress pribadi dan memperberat ke perilaku yang tidak diharapkan (misal, menonton film porno dan masturbasi, minuman keras, dsb). Jadi sibukkan diri ke hobi yang disenangi (kalau bisa yang maskulin) secara positif (misal, aktif ke kegiatan sosial, dsb) sehingga akan mengurangi bahkan menstop pikiran kita yang hanya terfokus pada pikiran homoseksual.

10. ada tambahan lain yang perlu dishare?

Silakan menjadi diskusi yang menarik dalam memahami diri sebagai pria SSA.
Gerhanahuda (seorang dokter yang dilanda cobaan SSA)

Jalan halal bagi seorang ssa

Hidup dengan keinginan yang diharamkan memang tidaklah mudah. Berbagai uraian air mata perjuangan telah tercucur dalam keluh cobaan ini. Hati ini pun memberontak dan seolah ingin berteriak, ketika keinginanku secara seksual berada pada pandangan sesama jenis. Namun alangkah lebih baik menangis dan bercucuran derasnya air mata perjuangan di dunia dibandingkan tangisan dan wajah pun tertunduk terhina, bekerja keras dan kepayahan pada hari pembalasan kelak. Di luar sana, ada seorang waria yang mendandani diri sebagai seorang perempuan. Ada seorang biseksual yang memiliki perilaku seksual kepada kedua jenis kelamin. Dan di kalangan gay, ada golongan "come out" yang menyatakan dirinya sebagai penyuka sesama jenis dan terang-terangan melakukan tindakan-tindakan homoseksual. Dan ada juga golongan "closet" yang secara diam-diam melakukan perilaku homoseksual. Dan aku adalah golongan pria-pria ssa yang mencoba menahan diri dari segala macam bentuk perilaku homoseksual baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi untuk menemukan sebuah jalan yang halal bagi diri ini. Dan diriku berharap agar langkah ini selalu kokoh dalam meniti sebuah jalan halal yang kuyakini. aminnn.

Imam Adz Dzahabi (dalam buku Dosa-Dosa Besar) menerangkan tentang perilaku-perilaku yang dilakukan oleh kaum nabi luth diantaranya adalah tasyfifusy sya'r (mengatur rambut dengan model-model tertentu) hallul izar (menampakan aurat kepada sesama jenis dengan cara membukakan kain penutupnya) ramyul bunduq (bermain katapel dengan batu kecil atau tanah liat yang dibulatkan) al-hadzfu bil hasha (melempar dengan kerikil) al la'bu bil hammamit thayyarah (main burung merpati) as shafir bil ashabi (bersiul) farqa'atul ak'ab (menghentakan tumit sepatu ketika berjalan) isbalul izar (memanjangkan kain melebihi mata kaki) hallul uzril aqbiyyah (membuka kancing baju supaya tampak bulu-bulu dada) selalu minum minuman keras dan melakukan hubungan seks antar sesama lelaki. kemudian umat ini menambahkan satu lagi yaitu musahaqatun nisa bin nisa (melakukan hubungan seks antara sesama wanita). 

"Islam adalah solusi" kata-kata yang sangat sederhana namun mengandung banyak makna yang mendalam. Ketika Islam sudah dijadikan sebagai sebuah pedoman hidup. Dan Islam dipelajari dan diamalkan secara benar. Karena Islam sebagai agama yang memuat aturan dan larangan Allah swt, melalui perantaraan seorang Rasulullah Nabi Muhammad saw. Jalan halal bagi seorang ssa, merupakan jalan lurus sebagaimana do'a seorang muslim dalam setiap shalatnya agar diberikan "shirratal mustaqiim".

Dalam sebuah pergaulan sehari-hari. Seringkali, kehausan terhadap rasa maskulinitas ini sudah selayaknya dilakukan secara halal. Sebagai sesama lelaki yang sudah seharusnya bergaul dengan cara yang 'benar'. Ketika hasrat atau hati ini mulai menunjukkan radar yang tidak dibenarkan oleh syariat, maka sepatutnya diriku menghindarinya dan kembali memposisikan pergaulan yang selayaknya. karena nafsu liwath janganlah sampai dipenuhi. Kalau aku benar2 mengetahui, bahwasannya nafsu liwath ini sejatinya ibarat meminum mata air yang mendidih ataupun makanan dari pohon berduri. Tidak dibenarkan diriku berperilaku seperti layaknya seorang wanita dan sebaliknya sebagaimana dasar hadist sbb: “ semoga Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR Bukhari dalam Shahihnya).

Ketika maskulinitas secara fisik pun terpenuhi, maka selanjutnya diri ini mulai membuka hati untuk mencintai seorang wanita. Dan memulai menyukai seorang wanita, mungkin tidak secara seksual semata namun lebih dari secara non seksual. Dan ketakutan diri tuk tidak akan mampu memenuhi kebutuhan batin (yang dimaksud disini secara seksual) sudah tidak jadi sebuah hambatan dalam melangkahkan diri ini ke arah jalan yang halal, yakni pernikahan. Hal ini dikarenakan, banyak pengakuan para ikhwah yang juga behasil menempatkan posisi nafsu syahwatnya secara benar. Dan ditambah lagi, dari segi ilmu kedokteran bahwa kemampuan untuk melakukan jima' (hubungan seksual) tak hanya tercetus oleh stimulasi visual semata namun lebih ke arah jalur psiko neuro yang lebih kompleks (NB. coba baca tulisan saya mengenai mekanisme ereksi).

Sebagai sebuah kesimpulan, Memang benar hidup ini adalah pilihan. Dan perilaku yang hendak kita lakukan adalah pilihan. Bahkan gaya hidup (life style) yang kita anut adalah pilihan pula. Dengan dasar kepercayaan yang mendalam dan ku anut, maka kupilih sebuah jalan yang halal bagi seorang SSA, dengan tanpa mendzalimi diri sendiri maupun orang lain, dan pula dengan mengharap ridlo Allah swt dan pertolonganNya semata. Tak perlu berharap akan menghilangkan 'rasa' ini karena memang proses terbentuknya yang mungkin sudah kronis (lama) namun lebih perlahan menghadapkan wajah ini kepada jalan yang lurus dengan berfokus pada pengendalian nafsu liwath. Memang susah untuk dilakukan, namun sangat mungkin dilakukan.

Tulisan selanjutnya: Change your words, and you can change your world.

Rabu, 03 April 2013

Qalbu keimanan, kenikmatan yang melebihi dari sekadar nafsu ssa

Kalau dipikir, pekerjaan saya ini sungguh menyedihkan. Coba dibayangkan, disaat pada malam hari setiap orang tidur lelap dan mungkin beberapa berpesta pora hingga di penghujung malam. Diri ini, selalu sigap untuk hal-hal yang tidak terduga bahkan seringkali berperang dengan malaikat izrail dalam mempertaruhkan nyawa seseorang. Bahkan disaat semua menikmati masa libur, profesi saya menuntut agar tetap siap bekerja karena sakit itu tidaklah mengenal kata liburan. Namun sungguh disayang pemberitaan di beberapa media yang seringkali menyudutkan profesi saya tanpa berimbang dengan banyak pengorbanan yang telah saya dan teman-teman sejawat telah perjuangkan. Karena bagi saya, Banyak sekali pengorbanan mulai di bangku kuliah hingga mungkin di akhir hayat nanti dan jas putih ini akan dimintai pertanggungjawaban.

Dari dahulu, saya sendiri tidak menyukai dan tidak berkeinginan melakoni pekerjaan ini. Hanya karena ingin membahagiakan orang tua saya dan akhirnya saya memilih pekerjaan ini. Maha Suci Allah, Saya menemukan banyak kenikmatan dibanding pekerjaan lain. Hati kecil ini merasakan kebahagiaan tiada tara ketika melihat seseorang disembuhkan oleh Allah swt melalui perantaraan saya. 

Dan hingga akhirnya saya bertafakur diri terhadap cobaan ssa yang saya alami. Saya dari kecil pun tiada menyadari dan tak sedikitpun menginginkan menjadi seorang pria ssa. Namun dengan sebuah keyakinan (iman) yang mendalam, kusadari bahwa terdapat banyak sekali anugerah kelebihan yang telah Allah swt anugerahkan kepada saya dibandingkan hanya sedikit cobaan ssa ini.

Halawatil iman (manisnya iman) akan dicapai melalui tiga hal sebagai mana sabda Nabi Muhammad saw:
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."

Pertama, Allah swt haruslah dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah di kehidupan saya. Ketika hendak melakukan segala sesuatu, maka yang harus dijadikan pertanyaan dalam benak ini adalah "apakah Allah swt ridha dengan perbuatan saya?" Karena hal inilah kenikmatan dan manisnya iman tersebut. Ketika mungkin banyak orang meraih dengan segala sesuatu dengan apa yang mereka kehendaki tanpa memperhatikan keridhaan Allah swt. Maka, yang ada hanyalah pemenuhan nafsu yang tiada batasannya dan akan menjadikan segala hal sebagai "suka atau tidak suka" ; "nyaman atau kurang nyaman"; "asyik atau kurang asyik" dsb. 
Kedua, wahai muslimah di seantero Indonesia. Saksikanlah, kami adalah pria muslim ssa yang mencintaimu karena Allah swt dan RasulNya. Dan kami hendak menyucikan diri ini dan menjadikanmu sebagai yang halal bukan atas dasar nafsu. Namun hanyalah keridhaan Allah swt dan rasulNya yang hendak dicapai.  

Terakhir, haruslah saya bersyukur jika "hati (qalbu)" saya tidak mati. karena penyakit yang lebih berbahaya bukanlah penyakit kanker, kencing manis, dan berbagai penyakit fisik lainnya. Namun penyakit hati (qalbu) inilah yang sungguh luar biasa bahayanya. Dikarenakan penyakit ini menyangkut urusan akhirat yang kekal abadi. Maka ketika masih memiliki rasa penyesalan, dan benci terhadap berbagai perbuatan maksiat yang telah dilakukan. Selanjutnya telah saya peroleh kembali nikmatnya iman melalui taubat nasuha, taubat yang sebenar-benarnya.

Kenikmatan ini pun tak ingin saya miliki sendiri, dan saya berusaha membaginya melalui tulisan ini. Pencapaian nikmat iman melalui perilaku-perilaku yang semakin memupuk rasa iman dalam qalbu dengan melakukan ibadah-ibadah mahdah (secara vertikal) dan ghairu mahdah (horisontal).  

Ya Rabb, jangan Engkau palingkan hati ini setelah Engkau berikan hidayah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih.
-gerhanahuda-

tulisan selanjutnya: Jalan halal bagi seorang ssa

Minggu, 17 Maret 2013

Otak! sinap baru, perubahan dan menjadi straight

Otak!
benda kecil ini dianugerahkan kepada manusia dengan manfaat yang sangat luar biasa. Tentu setiap diri akan takjub, bagaimana pola yang sistematis ini bekerja dan menghasilkan karya yang luar biasa termasuk internet adalah hasil karya berpikir dari benda ini. Dan coba bayangkan, betapa Sang Maha Besar pencipta benda ini, Allah azza wa jalla. Subhanallah! Maka dari itu Allah swt akan menimpakan kemurkaanNya kepada manusia yang tidak menggunakan akalnya (QS. 10:100).

Bagaimana otak bekerja? dan bagaimana otak menerima informasi? 
Otak secara lebih terperinci, terdiri dari neuron (sel saraf) dimana saling terhubung satu sama lain membentuk suatu sinap. hubungan (sinap) ini yang berfungsi menyimpan informasi dan fungsi dalam recall (pengembalian ingatan) dari informasi2 yang diterima. Informasi yang diterima itu tentunya diperoleh dari anugerah indera (pengelihatan, pendengaran, pembauan, pengecapan dan perabaan). indera inilah sudah sepatutnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Contoh sederhana ketika membaca tulisan ini, maka otak kita akan merekam secara otomatis dari informasi yang kita peroleh dari indera pengelihatan dan proses penyimpanannya terjadi secara acak dan dalam hubungan-hubungan tersebut. maksudnya seperti ini, ketika kata "gerhana" berusaha kita masukkan sebagai informasi dan kita munculkan kembali, maka akan muncul hal-hal terkait dengan kata tersebut (misal: bulan, matahari, tata surya dsb sesuai dengan pengalaman informasi setiap orang). Contoh lain, ketika mendengar "musik tertentu" maka akan muncul kejadian2 yang secara tidak sengaja berkaitan dengan memori saat2 mendengar musik tersebut. karena proses penyimpanan itu terjadi melalui sinap (hubungan).

Lalu bagaimana menjadi straight dengan memanfaatkan potensi yang luar biasa ini?
prinsip selanjutnya adalah jalur sinap seperti jalur perintasan di jalan rerumputan. Saat berjalan di atas jalan rerumputan dan jalan tersebut sering dilewati, maka akan membentuk sebuah jalur tersendiri secara otomatis dan semakin lebar. Begitulah jalur sinap dibuat! semakin kuat ketika semakin dilalui. Ini seperti mengingat-ingat sesuatu secara berulang-ulang. Dan inilah proses kebiasaan terbentuk. Lalu "jati diri" terbentuk. Dan saat ini, detik ini, buatlah sinap2 baru tersebut di otak ini. Semakin pertajam dan secara otomatis akan melemahkan sinap yang lain.

Contoh kasus: apapun latar belakang seorang anak kecil dengan berbagai informasi yang diperoleh tanpa melalui filter yang kuat, dimana kemungkinan kemunculan sinap ssa ini terbentuk (kurang dekat dengan ayah, jarang bermain dengan teman sejenis khususnya dalam segi maskulinitas dan lain-lain) maka, ketika dewasa tubuh secara otomatis haus akan rasa maskulinitas tersebut sehingga di saat puber, hal ini menjadi ketertarikan secara seksual. Namun jangan diperparah dengan menguatkan sinap ssa ini (melalui perilaku dan kebiasaan2 yang condong kepada ssa. Misal: menjalin hubungan sejenis, menikmati video gay, chat gay, ketemuan di bar gay dsb). Karena sinap ssa akan semakin kuat dan akan muncul seolah-olah "terlahir sebagai ssa". 

Maka bersyukurlah dengan anugerah otak ini!
mulai buat sinap baru dan lakukan perubahan dan jati diri straight akan diperoleh!
Hanya lakukan hal-hal sederhana, yaitu lakukan hal-hal yang semestinya dilakukan oleh pria straight. bergaul secara sehat dengan mereka dan merasakan sedikit demi sedikit perubahan menjadi straight. Setiap detik, jam, hari dan bertahun-tahun. sinap straight yang telah dibangun akan mengokoh kuat. Insya Allah.
Ingatlah QS Ar ra'du (13) ayat 11: "... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..."

tulisan selanjutnya: Qalbu keimanan, kenikmatan yang melebihi dari sekadar nafsu ssa






Rabu, 13 Maret 2013

declare

 
as long as i could control this desire (same sex attraction), i would be saved. Only Allah swt that gives me strength for this struggle. Not for my own happiness but i am very happy to do what islamic rule although i have to suffer for this. because the sweetness iman only could be reach by someone who close to Allah swt. Thank you Allah and i am very happy to be Your slave, Not my nafs slave or satan's slave..
 
(gerhanahuda,2013)

Sabtu, 02 Maret 2013

fenomena gunung es

 Gunung es: yang nampak hanyalah bagian terkecil dari seluruhnya
sejenak lebih memahami diri pribadi. Banyak teori yang menyebutkan kalau SSA kita yang nampak hanyalah ibarat puncak gunung es.

puncak tsb adalah adanya ketertarikan sesama jenis.

namun di dasarnya ada beberapa hal yang mendasari terjadinya hal tsb yang sebenarnya "BUKANLAH MASALAH SEKSUAL"

bagian pertama, mungkin saya sebutkan kebutuhan maskulinitas. adanya jarak dengan seorang ayah, membuat diri ini kurang paham tentang "apa dan siapakah lelaki itu".  saya kurang mengerti bagaimanakah seorang lelaki seharusnya dan apa yang harus saya lakukan. Hingga akhirnya ketika saya bergaul dengan teman saya yang straight sewaktu sekolah hingga kuliah. Saya sedikit banyak belajar tentang maskulinitas dari mereka. dari contoh sederhana misalnya, mengikuti futsal atau nonton bola bersama. Seolah saya merasa saya bagian dari mereka. dan rasa tertarik sesama jenis masih ada sebenarnya, namun seolah berkurang kadarnya. Hal ini sedikit saya mengerti bahwa apa yang "saya cari dan saya inginkan" memang dikarenakan saya "belum memilikinya".

yang kedua, adalah stereotipe/pandangan teman sebaya terhadap diri saya. Ketika saat SD mungkin terlihat saya sangat feminim. Tidak suka main bola, senangnya bermain dengan anak perempuan dsb. Semua saya lakukan memang dulu saya merasa nyaman dengan hal tersebut dan tidak mengetahui bahwasannya hal tersebut tidaklah benar bagi perkembangan diri ini sebagai lelaki secara emosional. Namun ketika saya mencoba bergaul dengan teman2 yang lelaki. berbagai olok2an banci, lemah dsb menerpa diri ini. Saya pun mengelaknya dan seringkali saya berani bertengkar beradu fisik dengan teman lelaki yang mengolok saya tersebut, meski badan ini terlalu kecil dan sering kalah dalam perkelahian yang membuat memar di tubuh namun puas telah melawan stereotipe tersebut.

Kemudian kubersyukur dibalik kekurangan saya. Allah menganugerahkan kecerdasan pada diri saya. Ketika SMP, banyak teman2 berkonsultasi dengan saya ketika kesulitan dengan pelajaran baik lelaki maupun perempuan. Dan karena itulah, saya boleh jadi tidak diterima dalam pergaulan teman lelaki di komplek rumah saya namun saya diterima dalam pergaulan sesama lelaki di sekolah. Kemudian saya mulai diajak bermain bola dengan posisi pemain belakang. Namun bagi saya itu sudah menyenangkan mengingat saya tidak ingin lagi mendengar ejekan "banci" dsb.

Akhirnya pun kembali kusadari bahwasanya ketika saya mampu mengaktualisasikan kelebihan saya dan tidak terlalu terperosok dengan pandangan negatif ttg diri saya. Perlahan stereotip itu hilang pada diri saya hingga saya menginjakkan di perguruan tinggi. Maka memang tak usah diri ini berfokus pada "kelemahan" yang ada dan semakin membuat diri ini terpuruk dan tidak bisa berkarya. Namun Saya akan lebih membuang energi saya untuk memaksimalkan kelebihan pada diri saya sehingga stereotip itu benar2 hilang meski saat ini pun saya masih memiliki perasaan SSA. mengutip lirik lagu Mariah Carey "Ada sosok pahlawan di dalam dirimu dan tidak sepatutnya kamu takut ttg apa dan siapa dirimu"

hal ketiga, yang sekali lagi menurut pengalaman saya pribadi (dikombinasikan dengan teori yang pernah saya baca dan kuliah on line oleh Nicolosi)

adalah "sifat protektif ibu". Saya sejak kecil seringkali memperoleh batasan dalam bermain, mungkin memang benar ibu saya kalau lingkungan komplek rumah saya memang tidak kondusif dan ibu berharap agar saya tidak terpengaruh dengan lingkungan tersebut. Alhasil, saya menjadi "goody boy" yang alhamdulillah tidak pernah melakukan hal2 yang ditakutkan ibu saya Namun berdampak secara perkembangan emosional saya sebagai seorang lelaki.

Saya sangat menyayangi ibu saya dan begitu juga sebaliknya ibu sangat sayang pada saya. Namun entah kenapa seringkali saya bermimpi tentang "ibu yang mengejar saya dan hendak mengurung atau mencelakai saya" padahal dalam dunia nyata tidaklah demikian, beliau sangat sayang pada diri saya. Tapi saya berpikir mungkin itu "alam bawah sadar" saya yang menggambarkan perasaan "pengekangan thd perkembangan emosi saya melalui sifat protektif dan posesif ibu saya".

Dibalik itu semua, saya tetap sayang pada ibu. Dan saya syukuri sekarang saya bisa mandiri, mengembangkan diri sebagai lelaki seutuhnya. Meski saya sekarang jauh dari beliau namun saya tetap merindukan dan pasti akan menemani beliau di hari tua kelak.

bersambung...

menuju jalan lurus (part1)


perjalanan menuju jalan lurus sesuai perintahNya memang akan menemui banyak liku. berikut beberapa saran bagi saya dan teman2 berdasar pengalaman pribadi juga.

pertama, mungkin teori saat ini SSA belum bisa di hilangkan. Tapi menurut saya SSA ibarat seperti "Energi" yaitu "tidak bisa dihilangkan namun bisa diubah ke bentuk yang lain". Target menurut saya cukup sederhana yakni tidak bernafsu kepada lelaki dan mengubah nafsu ke perempuan. Mungkin terdengar sedikit aneh, katanya masih memiliki SSA? kalau target seperti itu bukannya heteroseksual?. Maksud saya, saya tetap memiliki SSA namun target saya "tidak menginginkan/bernafsu kepada keinginan saya" dan meletakkan nafsu secara benar, berkeyakinan bahwa nafsu diciptakan sebagai fungsi utama "memiliki keturunan/prokreasi" dan sedangkan untuk "kesenangan/rekreasi" mungkin opsi ke sekian.

1. Hindari hal-hal yang berbau homoseksual atau gay (film gay, website gay, forum gay dsb KECUALI forum yang mengajak ke jalan lurus a.k.a milis Hijrah_Euy...mantap gan!). hal ini akan semakin memperkuat perasaan SSA dan akan semakin sulit menuju perubahan ini. Ingat teori ttg energi jg "sebuah benda akan tetap pada kelembaman sebelum ada gaya yang mengubah keadaan benda tersebut". maka kebiasaan kepada hal2 yang mengarahkan ke arah homo seksual selama tidak ada gaya (keinginan) untuk lepas, maka kita akan terjebak ke lingkaran syeitan yang tiada berakhir.

2. Miliki hobi baru yang menyenangkan dan sangat mungkin terhindar dari aktifitas yang tidak jelas (misal: menonton video porno gay, masturbasi dsb). Hobi yang saya tawarkan dan terbukti manjur adalah tilawatil qur'an. kalau suka bernyanyi, coba salurkan dengan hal yang lebih tepat yakni menyanyikan atau melagukan bacaan qur'an dan ini malah disunnahkan lho. Baca berulang dan dengarkan tilawatil seta mulai hafalkan dan renungi maknanya. Insya Allah aktivitas ini selain mengusir syeitan juga memperkuat pengendalian nafsu. Jadi nafsu itu akan bisa teredam dan kita akan mengalami "kesenangan" dalam bentuk yang lebih mendalam. trust me! it works. palagi kalau sambil meneteskan air mata pas mendalami makna qur'an. mulai saja dengan surat pendek di juz amma.

3. Seringkali bermain dengan pikiran, misal ketika saya bertemu dengan seorang lelaki dan membuat ssa muncul. Maka saya biasanya mulai bercakap ke dalam pribadi dan berkata, "hai apa yang kau rasakan apa sudah benar? jangan terlalu berlebihan, dia hanyalah lelaki seperti kamu, tidak lebih. sudah biasa saja..."

bersambung..(part2)

Senin, 25 Februari 2013

Bahagia dalam ujian



Kebahagiaan dicapai melalui tiga hal: bersabar ketika diuji, bersyukur ketika memperoleh kebarakahan, dan bertaubat atas dosa yang dilakukan –Ibn Qayyim-


Ditengah ratapan tentang cobaan menjadi seorang SSA. Terkadang diriku berkaca pada beberapa orang yang telah membuat pilihan dalam menyikapi kehidupannya dan menikmatinya. Seperti halnya dalam QS. Asy Syams Ayat 8, silakan pilih jalan yang fasik atau takwa.


Ada ujian, maka ada pilihan jawaban” Seperti halnya diriku menjalani ujian setiap semester. Maka setiap ujian yang diberikan oleh Allah swt, seolah ku diberikan pertanyaan dan mau pilih yang mana?

Ada yang diuji secara ekonomi, maka disuruh pilih mau mencuri atau cari pekerjaan yang halal. Ada diuji sebagai orang SSA sepertiku, maka pilihan itu pun ada di benak diri dan Alhamdulillah, Al Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman dasar dalam menentukan pilihan ini. 

Ketika berbicara pilihan, maka ada sebuah keputusan sehingga aku memilihnya. Dan setiap keputusan yang diambil, maka akan terdapat segala resiko di dalamnya. Resiko itu bisa berupa kebahagiaan ataupun kesedihan. Dan…

Definisi kebahagiaan ataupun kesedihan itu “relatif” di pandangan setiap insan. Mungkin harta adalah “kebahagiaan” bagi pandangan orang-orang tertentu. Namun mengapa Abu Bakar Ash-Shidiq mau mengeluarkan bertrilyunan hartanya demi membebaskan perbudakan dan menegakkan syiar Islam? Mengapa tiada ada sedikitpun ketakutan di dalam benak Abu Bakar jikalau nantinya dia jatuh miskin?  

Dan mungkin..

Abu bakar memiliki definisi “bahagia” tersendiri. Iman (Keyakinan) pada diriku memang tidak sekokoh para sahabat Rasulullah saw. Namun aku akan terus berupaya mempertahankan keyakinan ini.

Keyakinan memang akan mendatangkan kebahagiaan. Sebuah hati yang mampu mempengaruhi pikiran tentang memberikan arti “bahagia”. Hati yang tenang (tumakminah) yang hanya mengharap keridlaan Allah swt semata. Karena sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah (Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati Lillahi Robbil ‘Alamiin –QS. Al an’am 162). 

Aku bahagia dengan ujian ini
Karena masih ada sebuah keyakinan
Keyakinan yang memberikan arti kebahagiaan
-gerhanahuda-